Suara.com - Kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) menghijau pada 2018. Tercatat laba sepanjang 2018 sebesar 2,9 miliar dolar AS atau Rp 35,9 triliun.
Direktur Keuangan Pertamina, Pahala N Mansury mengatakan, laba tersebut ditopang dari pendapatan yang tercatat 57,9 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 839,5 triliun.
Pahala melanjutkan, pendapatan tersebut lebih banyak ditopang oleh sektor hulu yang mana karena harga minyak mentah yang mengalami peningkatan pada Kuartal III tahun 2018. Pada saat itu, harga minyak mentah dipatom 67,4 dolar AS per barel.
"Peningkatan itu ditopang sektor hulu katena kita tahu di 2018 lalu itu harga ICP mengalami peningkatan cukup signifikan," kata Pahala, di Kantor Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta Pusat, Jumat (31/5/2019).
Baca Juga: Petinggi Pertamina Kumpul di Kementerian BUMN Sejak Pagi, Ada Apa?
Selain itu, tutur Pahala, pendapatan Pertamina juga ditopang dari pergantian kompensasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) dari pemerintah.
Kompensasi tersebut didapat karena Pertamina menjual BBM penugasan dan jenis tertentu di bawah yang ditetapkan pemerintah.
Namun sayangnya, Pahala enggan menyebutkan nilai kompensasi tersebut.
"Ini memastikan kebijakan pemerintah memastikan kondisi keuangan Pertamina Jadi itu tujuannya memastikan kalau kita ditugasii dan menjual di bawah penugasan di bawah HPP kita memperoleh pergantian," tutur dia.
Baca Juga: Sambut Mudik, Pertamina Siapkan 90 Titik Kios Pertamina Siaga