Suara.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memutuskan untuk mencabut izin terbang pesawat bermesin satu (single engine) milik Capt. Vincent Raditya. Hal ini, karena Capt. Vincent terbukti melakukan pelanggaran.
Dari hasil rekaman terlihat Capt. Vincent Raditya pada saat mengoperasikan pesawat terbang membawa penumpang duduk disamping Pilot (Hot Seat), selain itu baik pilot maupun penumpang tidak menggunakan shoulder harness sesuai ketentuan CASR 91.105 dan CASR 91.107.
Selain itu Capt. Vincent Raditya juga memberikan kendali terbang kepada orang yang tidak berwenang dan dengan sengaja melakukan manuver zero gravity (G Force) kepada penumpang umum padahal Capt. Vincent Raditya bukan pemegang otorisasi Flight Instructor.
Untuk diketahui, Manuver zero gravity (G Force) bukan manuver yang normal atau lazim dilakukan dalam penerbangan sipil, karena manuver tersebut dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada penumpang, membahayakan dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan.
Baca Juga: Bikin Panik, Pilot Ini Mendadak Pingsan Saat Pesawat Mengudara
Manuver tersebut apabila dilakukan oleh seseorang yang tidak menguasai dengan baik aspek-aspek terbang aerobatik dan batasan performance pesawat terbang dapat membuat pesawat terbang mengalami stress berlebih pada airframe atau flight control karena overload.
"Direktorat Jenderal Perhubungan Udara mengambil tindakan tegas dengan mengambil langkah Cancellation Single Engine Land Class Rating di dalam ATPL 6702 atas nama Capt. Vincent Raditya," kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Polana B Pramesti dalam keterangannya, Rabu (29/5/2019).
Namun demikian, Polana tetap akan memberikan kesempatan kepada Capt. Vincent Raditya apabila menginginkan kembali menerbangkan Single Engine Land Class Rating, maka dapat mengajukan kembali sesuai ketentuan CASR Part 61.
Langkah ini diambil olehnya, untuk mengingatkan kepada para operator penerbangan, bahwa keselamatan dan keamanan penerbangan adalah prioritas utama.
"Kami mengimbau kepada seluruh penerbang pesawat udara sipil untuk tidak melakukan aksi manuver zero gravity (G Force) kepada penumpang umum, karena dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada penumpang, dan membahayakan keselamatan dan keamanan penerbangan," tutup Polana.
Baca Juga: Mata Bak Terbakar Akibat Laser, Pilot Ini Sukses Mendaratkan Pesawat