Selamatkan Petani, Kementan Terus Perangi Mafia Pupuk

Selasa, 28 Mei 2019 | 08:01 WIB
Selamatkan Petani, Kementan Terus Perangi Mafia Pupuk
Ilustrasi pupuk. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) terus berusaha memerangi mafia pupuk dengan beragam upaya. Aksi mereka dinilai semakin membuat petani kesulitan mendapatkan pupuk dengan harga terjangkau, karena mereka menetapkan harga jual jauh di atas harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi. 

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana (PSP) Kementan, Sarwo Edhy mengatakan, sulitnya penyebaran pupuk bersubsidi di seluruh wilayah Nusantara merupakan akar masalah dari kelangkaan pupuk. Kondisi inilah yang membuat pemerintah beralih pada sistem pembayaran langsung (direct payment), sehingga mereka bisa mendapatkan langsung pupuk bersubsidi yang disediakan oleh pemerintah dengan harga terjangkau.

"Dengan begitu, mafia pupuk semakin sempit untuk mendapat celah untuk melancarkan aksinya," ujar Sarwo Edhy, Jakarta, Senin (27/5).

Ia menambahkan, Kementan juga sudah menginstruksikan seluruh anggota holding pupuk agar menyediakan pupuk non - subsidi di kios resmi. Hal ini dilakukan agar petani tidak membeli pupuk di sembarang tempat, yang pada akhirnya memungkinkan mereka mendapat pupuk dengan harga tinggi ataupun pupuk palsu.

Baca Juga: Kementan Sosialisasikan Aturan Pendaftaran Pupuk Organik di Semarang

"Bagi petani yang belum tergabung dalam kelompok tani, pupuk non - subsidi bisa didapatkan dengan lebih mudah," kata Sarwo Edhy.

Selain itu, pemerintah juga sudah memberi sanksi hukum tegas bagi para mafia pupuk. Hingga saat ini, ada sekitar 782 perusahaan mafia pupuk yang sedang dalam proses hukum, sementara 409 perusahaan sudah dijebloskan ke dalam penjara.

"Sebagian besar mafia pupuk tidak hanya menjual pupuk bersubsidi dengan harga tinggi, tetapi juga memalsukan pupuk yang diberikan untuk petani," sebutnya.

Ditjen PSP juga terus mengimbau para petani di seluruh Nusantara untuk bergabung dalam suatu kelompok tani. Melalui kelompok tani itulah, pupuk bersubsidi akan dibagikan secara langsung.

"Agar pembagian pupuk bersubsidi merata, maka setiap kelompok tani wajib menyusun Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK), termasuk bagi para petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)," tuturnya.

Baca Juga: Kementan Targetkan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun Ini Capai 9,55 Ton

Tahun ini, Kementan sudah meningkatkan anggaran dana sebesar Rp 29 triliun untuk mengalokasikan pupuk bersubsidi, yaitu sebanyak 9,1 juta ton. Anggaran ini dibuat berdasarkan RDKK yang telah dibuat oleh kelompok tani, kepala desa, dan diketahui oleh pihak penyuluh serta pemerintah pusat.

Mayoritas pupuk bersubsidi ditujukan bagi petani tanaman pangan, sehingga Indonesia tidak akan kekurangan bahan pangan, setidaknya selama satu tahun ke depan.

"Petani diimbau bersikap lebih tegas dan tanggap bila mendapat pupuk dengan harga terlampau mahal atau berkualitas rendah. Jangan ragu untuk melaporkan hal tersebut kepada petugas berwajib, agar segera ditindak lanjuti," tegas Sarwo Edhy.

Di samping itu, guna meningkatkan hasil panen, disarankan pula agar petani menggunakan pupuk dengan kualitas terbaik yang bisa dibeli secara langsung di kios resmi atau melalui kelompok tani terdekat.

"Dengan begitu, tidak lagi ada celah bagi mafia pupuk untuk menyalahgunakan kesempatan," pungkasnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI