Suara.com - Ribuan warga memadati kawasan Benteng Vastenburg, Solo, Senin (27/5/2019) pagi. Warga tersebut datang dari berbagai daerah di eks Karesidenan Surakarta seperti Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, dan juga daerah lainnya. Kedatangan mereka tidak lain untuk menukarkan uang baru yang digelar Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Solo.
Selama tiga hari ke depan, KPw BI bersama 17 bank, BPR, BPRS, Pegadaian dan Kantor Pos mengadakan penukaran uang di Benteng Vastenburg.
Untuk memenuhi kebutuhan uang baru selama tiga hari tersebut, KPw BI menyiapkan uang baru sebanyak Rp 14,5 miliar. Dengan estimasi setiap penukar maksimal Rp 4,4 juta, maka persediaan uang tersebut cukup untuk 3.300 penukar.
Tetapi, setiap hari jumlah penukar dibatasi sebanyak 1.100 penukar saja. Antusiasme warga untuk menukarkan uang baru sangat tinggi. Terbukti dari penuh sesaknya jumlah warga yang hadir dalam penukaran uang baru. Bahkan warga rela antre sejak pagi untuk mendapatkan nomor antrean yang lebih cepat.
Baca Juga: Bahaya dan Berisiko! Jangan Tukarkan Uang Sembarangan di Pinggir Jalan
Seperti Prapti Mulyani. Perempuan 43 tahun itu rela mengantre sejak habis subuh. Ia datang dari rumahnya di Cemani hanya untuk menukarkan uang baru.
Kali ini Prapti menukarkan uang sebesar Rp 2,2 juta. Uang tersebut ditukarkan dengan berbagai pecahan kecil. Seperti pecahan Rp 2.000, Rp 5.000 dan Rp 10.000.
"Tadi sudah ngantre sejak pukul 05.00 WIB. Sementara pendaftaran baru dibuka sekira pukul 06.00 WIB. Datang pagi biar bisa dapat nomor antrean depan," katanya kepada Suara.com.
Prapti menambahkan, uang yang ditukarkan dengan uang baru itu merupakan uang tunjangan hari raya (THR) yang didapatkannya. Dia hanya menyisakan Rp 100 ribu saja. Sisanya ia tukarkan dengan uang baru.
"Buat fitrah keponakan nanti pas Lebaran. Sudah biasa menukarkan uang baru. Ini uang THR," ucapnya.
Baca Juga: Syarat Penukaran Uang Baru Lebaran di IRTI Monas, Jangan Lupa Bawa Ini
Sama halnya dengan Prapti, Ika Prasetyowati, perempuan 30 tahun asal Sawit Boyolali, ini juga rela antre pagi agar bisa mendapatkan nomor lebih awal.
"Pukul 05.00 WIB sudah datang, biar dapat antrean lebih awal. Saya tukar Rp 4,4 juta. Tapi bukan semuanya uang saya, banyak yang nitip juga," katanya.
Kepala Tim Advisory dan Pengembangan Ekonomi KPw BI M Taufik Amrozy mengatakan, penukaran uang di Benteng Vastenburg menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya. Dengan adanya penukaran yang dipusatkan di benteng ini, otomatis penukaran uang di perbankan ditutup semuanya.
"Kami bekerja sama dengan 17 bank, dua BPR, dua BPRS, dua Pegadaian dan juga dengan PT Pos Indonesia. Dengan penukaran uang di tempat resmi ini juga menghindari agar penukar uang tidak mendapatkan uang palsu," pungkasnya.
Kontributor : Ari Purnomo