Suara.com - Jalan Sabang, Jakarta Pusat saat bulan Ramadhan terkenal sebagai sentra kuliner untuk berbuka puasa. Namun, Rabu (22/5/2019), sentra kuliner di daerah itu tampak sepi sebagai imbas kerusuhan.
Pantauan Suara.com, Rabu sore, terlihat sedikit pedagang kaki lima yang berjualan takjil. Bahkan pertokoan di kawasan ini tidak terlihat aktivitas atau menutup tokonya.
Salah satu pedagang takjil, Maryam (38), mengatakan banyak perdagang memilih tidak berjualan karena faktor keamanan. Namun ia tetap nekat berjualan karena omzet penjualan meningkat hingga dua kali lipat.
Baca Juga: Rusuh Demo Bawaslu, Jelang Imsak Jalan Sabang Makin Mencekam
"Banyak yang tidak mau jualan, takut semalam sudah mulai ramai demo. Saya tetap berjualan karena masih banyak yang lewat, untungnya lumayan," ujar Maryam saat ditemui Suara.com.
Maryam mengungkapkan, sempat ada rasa takut untuk berjualan. Sebab, botol minuman yang dijualnya sempat dijarah massa saat rusuh.
Tapi, ia tetap berjualan karena mengimpikan keuntungan. Hingga Rabu sore, ia mengakui mendapat omzet Rp 400 ribu.
"Semalam yang beli lumayan, cuma botol pada diambi yang rusuh-rusuh. Lumayan untung semalam Rp 600 ribu, hari ini sore sudah dapat Rp 400 ribu," tambahnya.
Hal yang sama diungkapkan Jaelani (45), tukang parkir di kawasan kuliner Sabang. Ia menjelaskan, hari ini cukup sepi. Dari pagi hari hanya terlihat massa aksi 22 Mei yang melewati kawasan tersebut.
Baca Juga: Rusuh di Jalan Sabang, Polisi Amankan Provokator yang Sembunyi di Ambulans
"Biasanya ramai yang jualan di depan sini, kendaraan juga mulai sepi. Biasanya sudah ramai dari jam 3 sore,” jelasnya.