Suara.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membacakan asumsi makro Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2020 dalam Rapat Paripurna DPR RI Ke-17.
Berbalut batik berwarna ungu, Sri Mulyani dihadapan para Anggota DPR menyatakan perumusan RAPBN itu dipengaruhi oleh faktor global.
Salah satunya, perkembangan ekonomi global sangat berubah akibat adanya genderang perang dagang antara AS-China.
Sehingga, hal ini yang menimbulkan perlambatan ekonomi global dan pelemahan perdagangan internasional.
Baca Juga: Sri Mulyani Dapat Penghargaan, Rizal Ramli: Menkeu Ratu Utang!
"Di tengah ketidakpastian tersebut, kinerja ekonomi Indonesia di Awal tahun masih positif. Meski demikian, dinamika Pemilu berpengaruh sikap wait and see investor," kata Sri Mulyani di Ruang Rapat Paripurna II, Kompleks Parlemen DPR, Jakarta, Senin (20/5/2019).
Selain itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini melanjutkan, perekonomian nasional pada kuartal I 2019 tumbuh 5,07 persen. Tidak hanya itu, belanja pemerintah juga tumbuh tinggi.
"Meskipun pertumbuhan di atas 5 persen, kita harus meningkatkan kewaspadaan terhadap perlambatan faktor eksternal yang tercermin dari pelemahan ekspor," tutur dia.
Dengan mempertimbangkan berbagai potensi, kesempatan dan risiko yang diperkiraan terjadi hingga tahun depan, maka Pemerintah mengusulkan asumsi makro RAPBN 2020 sebagai berikut:
Pertumbuhan Ekonomi : 5,3-5,6 persen
Baca Juga: Salahkan Pemilu dan Lebaran Picu Defisit, Sri Mulyani Ditertawai Said Didu
Inflasi : 2-4 persen