Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi nilai tukar rupiah bergerak konsolidasi di kisaran Rp 14.500 per dolar AS.
Menurut pengamatan Ariston, tensi tinggi perang dagang masih menjadi katalis pasar hari ini, apalagi Trump mengeluarkan kebijakan untuk perusahaan AS tidak berhubungan dengan Huawei. Sehingga, ini bisa membebani rupiah.
Selain itu, kenaikan harga minyak mentah juga akan memberikan tekanan terhadap rupiah di mana kenaikan harga minyak mentah akan mendorong kenaikan impor dan bisa berujung pada defisit current account Indonesia yang besar.
Di sisi lain, data PDB kuartal I Jepang yang berada di atas ekspektasi 0,5 persen vs -0,1 persen, bisa memberikan sentimen positif ke pasar risk asset karena sinyal pelambatan ekonomi belum tampak di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia.
"Rupiah masih berpotensi konsolidasi di kisaran Rp 14.400 - Rp 14.500," kata Ariston di Jakarta, Senin 20/5/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat (17/5/2019) pekan kemarin berada di level Rp 14.450 per dolar AS.
Level itu menguat bila dibandingkan Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.451 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat pekan kemarin berada di level Rp 14.469 per dolar AS.
Posisi itu melemah bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.458 per dolar AS.