Kementan Minta Daerah Jaga Baik Bantuan Alsintan

Sabtu, 18 Mei 2019 | 07:33 WIB
Kementan Minta Daerah Jaga Baik Bantuan Alsintan
Ekskavator untuk mempercepat pengerjaan fisik program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi). (Dok : Kementan).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) meminta Pemeritah Daerah (Pemda) serius menjaga alat mesin pertanian (Alsintan) bantuan dari Pemerintah Pusat. Khususnya excavator yang diperuntukkan mempercepat pengerjaan fisik program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi).

Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementan Sarwo Edhy mengungkapkan, program Serasi terkendala akibat bantuan Alsintan tidak mendapat perhatian serius, baik dinas maupun petani. Akibatnya, alat-alat yang ada di Alsintan tersebut malah dicuri orang.

Sarwo Edhy mencontohkan kasus yang terjadi di Desa Jejangkit Muara, Kecamatan Jejangkit, Kabupaten Barito Kuala, Kalimanan Selatan (Kalsel). Bagian penting yang ada di excavator hilang, sehingga excavator tidak dapat digunakan.

“Empat alat simulator excavator hilang dicuri orang, sehingga empat excavator ini mangkrak di Jejangkit. Harganya untuk satu simulator ini harganya mahal sekali,” kata Sarwo Edhy saat Rapat Koordinasi Pendampingan TNI-AD Program Serasi, di Kantor Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung, Rabu (15/5/2019).

Baca Juga: Tingkatkan Hasil Pertanian, Para Penyuluh Kementan Latih Petani di Beltim

Menurut Sarwo Edhy, alat simulator yang dicuri tersebut harganya sekitar Rp220 juta/unit. Jika 4 unit yang hilang, maka kerugian negara mencapai Rp880 juta.

“Hampir Rp1 miliar. Pencurinya paham betul kalau alat itu harganya mahal. Dan yang paling rugi juatru daerah itu sendiri karena excavator mangkrak dan program tidak berjalan,” tegasnya.

Agar tidak terjadi aksi pencurian lagi, Sarwo Edhy meminta Dinas Ketahanan Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung bertanggung jawab menjaga excavator yang dimiliki.

“Khusus excavator memang kami meminta Dinas Provinsi yang mengelolanya agar bisa digunakan di berbagai Kabupaten. Sebab itu kami minta Dinas Provinsi serius menjaganya. Bila perlu bayar orang penjaga,” kata Sarwo Edhy.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura, Provinsi Kalimantan Selatan, Syamsir Rahman mengakui memang telah terjadi pencurian alat simulator pada excavator di Jejangkit Muara.

Baca Juga: Demi Peningkatan Produktivitas, Petani Sumsel dan Kementan Buat Saluran Air

“Alat itu selama ini tidak dijaga. Jadi, maling dengan leluasa bisa mengambilnya. Tapi kini alat tersebut sudah dijaga,” tegasnya.

Dia mengakui, jika excavator mangkrak atau tidak bisa dioperasikan, maka kegiatan fisik optimasi lahan rawa terganggu. Dehingga target yang dipatok pun tidak dapat dicapai tepat waktu.

Menurut dia, di Desa Jejangkit Muara ada 10 excavator. Alat ini digunakan untuk membuat saluran pada lahan rawa. Tanpa alat berat tersebut, maka olah tanah sulit dilakukan.

Syamsir Rahman menyebutkan, target Kalsel sekitar 257.300 ha. Dari jumlah itu, yang sudah ada CP/CL (calon petani/calon lahan) seluas 160.481 ha, yang sudah disurvey investigasi desain (SID) seluas 35.282 ha dan yang sudah selesai pengerjaan fisik seluas 8.641 ha.

“Kami terus menggenjot capaian luas areal. Dengan adanya pendamping dari pihak TNI, kita harapkan petani lebih semangat lagi,” ujarnya.

Program optimalisasi ini adalah sebagai bentuk motivasi yang diberikan negara kepada petani. Ke depannya, lahan rawa yang berhasil dioptimalisasi oleh Kementan akan diserahkan kepada masyarakat secara cuma-cuma alias gratis.

Pemerintah telah menggelontorkan bantuan Alsintan, khususnya excavator, untuk optimalisasi lahan rawa lebak dan pasang surut agar menjadi lahan sawah produktif.

Direktur Alsintan, Ditjen PSP, Kementan, Andi Nur Alam Syah mengatakan, Kementan telah menyalurkan bantuan excavator sebanyak 69 unit. Berdasarkan pantauan, bantuan tersebut bekerja optimal untuk pengerukan saluran irigasi yang mengalami pendangkalan, pembuatan jalan usaha tani dan optimasi lahan rawa lebak dan lahan rawa pasang surut.

“Pemantauan ini sesuai arahan menteri.  Alsintan dan excavator harus bekerja optimal sehingga lahan rawa menjadi lahan sawah produktif,” ungkapnya.

Dengan demikian, lanjutnya, produksi pangan khususnya beras dan kesejahteraan petani meningkat. Bahkan, dari lahan rawa Indonesia bisa mencukupi pangan dunia.

Dia menyebutkan, pemberian bantuan alsintan seperti excavator, traktor, untuk mendukung pembangunan pertanian, khususnya indeks mekanisasi pertanian dalam mempercepat pengolahan lahan, penanaman dan panen.

“Jadi, hasilnya (pemberian alsintan kepada petani) sudah ada. Manfaatnya sudah dirasakan petani,” katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI