Suara.com - Kementerian Keuangan RI mencatat kondisi APBN pada April 2019 masih mengalami defisit. Tercatat, defisit APBN 2019 pada April sebesar Rp 101,04 trilun atau sekitar 0,63 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan defisit tersebut hampir sama dibanding Maret Rp 102 triliun. Namun defisit APBN untuk April 2019 tercatat meningkat dibanding April tahun 2018.
"Defisit kita mencapai Rp 101,4 triliun atau 34,1 persen dari alokasi defisit tahun ini lebih dalam dibandingkan bulan April tahun lalu sebesar Rp 54,9 triliun," ujar Sri Mulyani Di Kementerian Keuangan, Kamis (16/5/2019).
Sedangkan untuk pendapatan negara hingga bulan April mencapai Rp 530,74 triliun atau 24,51 persen dari target APBN 2019. Capaian tersebut dinilai tumbuh positif sebesar 0,50 persen year on year.
Menurutnya pembiayaan yang dilakukan oleh pemerintah hingga April 2019 mencapai Rp 143,84 triliun. Pembiayaan tersebut terutama bersumber dari pembiayaan utang sebesar Rp 144,98 triliun atau sekitar 40,4 persen dari APBN.
Menkeu Sri Mulyani menambahkan untuk belanja negara hingga akhir April 2019 mencapai Rp 631,78 triliun. Jumlah tersebut meningkat 25,7 persen dari pagu APBN 2019.
"Tekanan dalam pendapatan negara belanjanya relatif sama menghasilkan defisit lebih dalam dari tahun lalu," terangnya.
Diketahui untuk belanja pemerintah pusat sebesar Rp 370,05 triliun dan dana desa sebesar Rp 261,73 triliun. Untuk realisasi belanja belanja pemerintah pusat hingga April 2019 mengalami peningkatan 11,8 persen.