Kaya Hasil Laut, UD Nagata Tuna di Banda Aceh Kini Jadi Eksportir Tuna

Kamis, 16 Mei 2019 | 12:53 WIB
Kaya Hasil Laut, UD Nagata Tuna di Banda Aceh Kini Jadi Eksportir Tuna
UD Nagata Tuna di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. (Dok : LPDB)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Angin dari Samudera Hindia berhembus hangat ke sela-sela kapal yang sedang menggantungkan nasibnya di laut. Pagi itu, sudah bersandar kapal-kapal berisi harapan untuk keluarga di rumah.

Indonesia kaya hasil laut. Pada 2018, hasil laut Indonesia menyumbang 30 persen pendapatan nasional. Sebagai negara maritim, setidaknya tahun ini, Indonesia kini telah dilabeli negara eksportir tuna terbesar di dunia.

Hingga 2017, Indonesia menghasilkan 198.132 ton ikan tuna senilai 659,9 juta dolar AS.

Provinsi Aceh menjadi salah satu penghasil tuna berkualitas ekspor di Indonesia, terutama untuk jenis sirip kuning. Hasil tangkapan nelayan lokal ini menjadi idola pasar luar negeri.

Baca Juga: Meski Gandeng Fitench, LPDB Pastikan Bunga Tetap Rendah

Salah satu pengusaha lokal yang telah mengekspor hingga ke Jepang, Muslim, merupakan pemilik UD Nagata Tuna di Banda Aceh, Nanggroe Aceh Darussalam. Usaha yang dirintisnya sejak pasca - bencana tsunami Aceh tersebut berkembang pesat.

Nagata Tuna, awalnya hanya mengolah lobster yang dipasarkan ke Kota Medan. Seiring dengan permintaan pasar, ikan tuna menjadi komoditas utamanya. Apalagi saat itu, ada kesempatan untuk memasarkannya ke Singapura dan Malaysia.

"Jadi awalnya ditawarkan, mau tidak kirim ke Singapura, karena kualitasnya yang bagus? Aceh ini kaya dengan hasil lautnya," kata Muslim, saat tim dari LPDB berkunjung melihat operasional usahanya.

Muslim mengakui, sebagai provinsi yang dikelilingi laut, dari bibir pantai barat hingga timur, potensi maritimnya sangat tinggi. Bahkan kini Nagata Tuna pun merambah ke ikan-ikan kecil seperti ikan cakalang, layang, dan ikan karang lainnya.

Kendala yang dihadapi saat ini adalah sulitnya modal. Apalagi bank juga sulit diakses, karena perikanan menjadi sektor yang berisiko besar.

Baca Juga: LPDB Berharap Kucuran Dana ke Koperasi Luar Jawa Meningkat

"Pada saat itu, kami butuh dana, dan bank tidak mempercayai kita. Bank di sini belum percaya dengan perikanan," seloroh Muslim.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI