Suara.com - Energi panas bumi atau yang biasa dikenal dengan nama energi geothermal dinilai memiliki peran strategis untuk pembangunan ekonomi di Indonesia. Diketahui dengan mengembangkan energi panas bumi, bisa mengurangi impor bahan bakar minyak dan LPG.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) F.X Sutijastoto menjelaskan, energi panas bumi memiliki potensial besar di Indonesia. Namun teknologi untuk mengolah energi panas bumi terbatas.
"Tantangan bagi negara kita karena impor migas dan LPG hampir 50 persen konsumsi BBM kita impor. Di sisi lain kita memiliki energi panas bumi bila dikembangkan secara konsisten tahun 2025 bisa menggantikan bahan bakar minyak 100 ribu barel per hari," ujar Sutijastoto di DoubleTree Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).
Selain itu, energi panas bumi dinilai menjadi penyumbang pembangunan infrastrukur di daerah. Menurutnya, salah satu kelebihan energi panas bumi memperhitungkan aspek lingkungan di daerah yang memiliki sumber panas bumi.
Baca Juga: Bahan Bakar Kualitas Tinggi Berbahan Minyak Sawit Berhasil Diuji Coba
"Energi panas bumi dikembangkan harus menjaga keutuhan dari lingkungan sekitar terutama hutan, karena bila tidak dijaga akan mempengaruhi panas bumi," tambahnya.
Sedangkan Ketua Umum Asosiasi Panasbumi Indonesia (API) Prijandaru Effendi menjelaskan, Indonesia merupakan negara berpotensi besar untuk mengembangkan sumber daya energi panas bumi.
Selain itu Indonesia saat ini menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai produsen energi panas bumi terbesar.
"Kita tahu saat ini Indonesia menjadi ranking dua dunia dengan tahun lalu kita menambah 130 Mega Watt tidak henti-hentinya meskipun ada tantangan kita masih berhasil menciptakan nomor dua setelah Amerika Serikat," ujar Prijandaru Effendi.
Baca Juga: Ingin Motor Lebih Irit Bahan Bakar? Coba 5 Tips Seru Ini!