Suara.com - Para petani di Desa Sebubus, Air Kumbang Banyuasin, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) menyatakan iklas sebagian lahannya, sekitar 10 meter, diambil untuk tanggul saluran irigasi. Mereka tak minta ganti rugi, karena tahu bahwa fasilitas ini kelak akan digunakan bersama demi peningkatan produktivitas pertanian.
Pembuatan tanggul saluran irigasi tersebut mendapat perhatian dari Direktur Perluasan dan Perlindungan lahan (PPL) Ditjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan), Indah Megawati. Ia datang didampingi koordinator Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) tingkat pusat dari TNI, yakni Brigjen Steve Parengkuan beserta Danrem, Dandim dan para Babinsa di wilayah tersebut.
Program Serasi Kementan menggandeng TNI untuk melakukan pendampingan dan pengawalan.
Salman, salah seorang petani Desa Sebubus mengatakan, dari 1.200 hektare lahan yang disiapkan untuk Serasi, saat ini pihaknya fokus di tiga titik seluas 360 hektare, dengan capaian sekitar 70 persen.
Baca Juga: Kementan Targetkan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Tahun Ini Capai 9,55 Ton
"Kami ikhlas demi kemajuan kami. Di luar pembuatan tanggul air, kita sudah masuk pada pembuatan jalan usaha tani sepanjang 8 kilometer," kata Salman, saat menerima kedatangan Kementan, Sumsel, Senin (13/5/2019).
Pengakuan serupa juga disampaikan Hendri Kuswoyo, Kepala Desa Telang Rejo, Muara Telang. Menurutnya, awalnya petani memang agak keberatan saat kawasannya diminta masuk Program Serasi, namun begitu tahu yang akan dibangun adalah infrastruktur pertanian, mereka langsung menyetujuinya.
Bahkan, menurutnya, sejak pencanangan Program Serasi Desember 2018, kini petani sudah bisa menanam dua kali.
"Saat ini, saya sedang mencoba untuk tanam yang ketiga," katanya.
Mendengar ini, Indah menyatakan bersyukur, termasuk Steve Parengkuan selaku koordinator pusat untuk pendampingan dan pengawalan tata kelola air di lahan rawa.
Baca Juga: Demi Kesejahteraan Petani, BRI Dukung Kementan melalui Kartu Tani
"Ini dimaksudkan agar petani bisa menaikan indeks pertanaman, dari yang semula setahun sekali bisa menjadi tiga kali. Bahwa ada persoalan, sebenarnya ini kan tinggal sinkronisasi saja", tegasnya.