Sedangkan peningkatan produktifitas bawang merah melalui demplot di Kabupaten Bima mencapai 20 ton per hektare. Capaian tersebut sebelumnya tidak pernah terjadi di Bima dalam 10 tahun terakhir.
Peningkatan produktifitas bawang merah melalui demplot ini disambut antusias Pemerintah Kabupaten Bima melalui Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Indra Jaya.
Diungkapkannya, hasil panen bawang merah yang mencapai 20 ton per hektare tidak pernah terjadi di Bima dalam 10 tahun terakhir.
Jika pola pemupukan berimbang menggunakan NPK Pelangi berdasarkan demplot diterapkan petani secara konsisten, bukan hal mustahil Kabupaten Bima akan kembali meraih kejayaan sentra bawang merah di Indonesia.
Baca Juga: KPK Akan Periksa Aas Asikin, Direktur Utama Pupuk Indonesia
Program demplot lainnya juga dilakukan di Kabupaten Sumenep oleh Petrokimia Gresik dengan menggunakan NPK Phonska Plus.
Program ini terbukti meningkatkan hasil panen padi di wilayah tersebut sebanyak rata-rata 7,2 ton per hektarnya.
“Kenaikannya signifikan, sekitar 1,5 ton per hektar, karena selama ini saya panen padi di sawah paling hanya 5,7 ton, bahkan pernah hanya mencapai 4,5 ton per hektarnya,” ungkap Ketua Gapoktan Al-Mawwada, Imron fauzi.
Dengan pengaruh positif program demplot terhadap produktifitas lahan dan meningkatkan hasil panen, program ini diharapkan dilakukan secara konsisten terutama di wilayah-wilayah lumbung padi nasional.
Baca Juga: Kasus Suap Bowo Sidik, KPK Periksa Direktur Pemasaran PT Pupuk Indonesia