Tergerus Mesin Print, Industri Batik Tulis di Solo Terancam Punah

Iwan Supriyatna Suara.Com
Selasa, 14 Mei 2019 | 11:25 WIB
Tergerus Mesin Print, Industri Batik Tulis di Solo Terancam Punah
Seorang pembatik tengah bekerja. (Suara.com/Ari Purnomo)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

"Ya memang usianya sudah di atas 45 tahun. Kalau di tempat saya ada juga yang di atas 50 tahun," terangnya.

Selama ini, menurut Alpha, jarang yang mau meneruskan menjadi perajin batik. Para generasi muda memilih untuk mencari pekerjaan lain daripada menjadi pembatik. Kondisi inilah yang kemudian membuat kondisi batik tulis semakin tidak menentu.

"Regenerasi memang sulit, makanya kami berupaya untuk memberikan pemahaman kepada generasi penerus, terutama kepada para pelajar untuk mengenal batik, terutama batik tulis. Salah satunya dengan mengadakan kegiatan yang berkaitan dengan membatik," katanya.

Seperti bekerja sama dengan sekolah-sekolah untuk mengadakan kegiatan di kampung Batik Laweyan. Kemudian para siswa dikenalkan dengan batik tulis. Selain itu, ada juga pelatihan membuat batik dan kegiatan yang lainnya.

Baca Juga: Kembang Kempis Industri Batik Tulis di Solo (Bagian l)

Alpha berharap, dengan upaya yang dilakukannya tersebut bisa sedikit membangkitkan gairah bagi para generasi muda untuk kembali mencintai batik.

Sehingga, batik tidak hanya menjadi bagian dari Indonesia saja, tetapi juga bisa dilestarikan sebagai warisan budaya yang sudah diakui oleh dunia.

Kontributor : Ari Purnomo

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI