Suara.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Tol Pandaan - Malang, Jawa Timur, Senin (13/5/2019). Tol Pandaan - Malang yang diresmikan Jokowi yakni seksi I, II dan III sepanjang 31 kilometer dari 38 kilometer total panjang Tol Pandaan - Malang.
Adapun seksi I Pandaan - Purwodadi memiliki panjang 15,47 km, seksi II Purwosari - Lawang 8,05 km, dan seksi III Lawang-Karanglo 7,10 km.
Sementara, untuk seksi IV-V dari Singosari - Malang sepanjang 7,48 KM masih dalam tahap konstruksi.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan, tol Surabaya - Malang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat.
Baca Juga: Demi Situs Sekaran, Jasamarga Geser Jalur Tol Malang - Pandaan
Pasalnya kata Jokowi, dengan adanya tol Pandaan - Malang, masyarakat bisa menuju Surabaya diperkirakan sekitar satu jam.
"Tol Surabaya sampai ke Malang sudah bertahun-tahun ditunggu oleh masyarakat yang sebelumnya tadi Bupati Malang menyampaikan dulunya ditempuh bisa sampai tiga jam kadang bisa sampai 3 setengah jam. Sekarang setelah ini jadi diperkirakan hanya satu jam," ujar Jokowi dalam sambutannya.
Meski belum semua ruas tol rampung yakni seksi IV-V, ia meminta agar ruas tol seksi IV-V segera diselesikan akhir tahun 2019.
"Memang masih kurang sedikit kurang 7-8 kilo meter. Tapi saya sudah kejar agar ini bisa diselesaikan maksimal akhir tahun maksimal syukur-syukur bisa maju," kata dia.
Jokowi meresmikan Tol Pandaan - Malang secara simbolis dengan menekan tombol sirine dan penandatanganan prasasti.
Baca Juga: Situs Kuno di Jalan Tol Malang Pandaan Ternyata dari Era Pra Majapahit
"Maka dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim di pagi hari saya resmikan jalan tol Pandaan Malang seksi 1 seksi 2 dan seksi 3," tandasnya.
Usai melakukan peresmian, Jokowi dan rombongan meninjau Tol Pandaan - Malang.
Diketahui, pembangunan Tol Pandaan - Malang dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) yang sahamnya dimiliki PT Jasa Marga sebesar 60%, PT Pembangunan Perumahan (Persero) sebesar 35% dan PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebesar 5%. Biaya investasi sebesar Rp 5,9 triliun.