Suara.com - Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi, pergerakan nilai tukar rupiah pada awal pekan ini bakal terus loyo terhadap dolar AS.
Menurut pengamatan Ariston, potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini karena isu perang dagang dan defisit transaksi berjalan kuartal I.
Negosiasi dagang AS dan China deadlock akhir pekan lalu dan belum tahu kapan akan dilanjutkan. Sementara AS sudah menerapkan kenaikan tarif impor menjadi 25 persen dari 10 persen untuk barang China senilai 200 miliar dolar AS.
Selain itu, data defisit transaksi berjalan yang minus hampir 7 miliar dolar AS menunjukan ketidakmampuan Indonesia menekan defisit dalam waktu dekat dan ini menjadi penekan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
"Rupiah potensi pergerakan di kisaran Rp 14.280 - Rp 14.400," kata Ariston di Jakarta, Senin (13/5/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada Jumat (10/5/2019) berada di level Rp 14.326 per dolar AS.
Level itu menguat bila dibandingkan Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.360 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada Jumat kemarin berada di level Rp 14.347 per dolar AS.
Posisi itu melemah bila dibandingkan pada Kamis sebelumnya yang berada di level Rp 14.338 per dolar AS.