Suara.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menargetkan pemanfaatan lahan rawa seluas 400 ribu hektare yang tersebar di tiga provinsi, yakni Sumatra Selatan, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Selatan. Pemanfaatan ini dilakukan melalui Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi), yang kini tengah dilakukan.
Pemerintah saat ini tengah mengoptimalkan lahan rawa untuk dapat dimanfaatkan sebagai sumber produksi padi. Tidak tanggung-tanggung, alokasi anggaran yang disiapkan mencapai Rp 2,5 triliun.
"Nilai sebesar itu digunakan untuk membangun jaringan irigasi tersier. Setiap hekrtare dibutuhkan sekitar Rp 4,3 juta," ujar Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Sarwo Edhy, Jakarta, Senin (29/4/2019).
Selain itu, Kementan juga menyiapkan dana tambahan sebesar Rp 1,2 triliun untuk pemenuhan kebutuhan sarana produksi, seperti benih, dolomit dan pupuk hayati serta pembinaan petani.
Baca Juga: Tahun Ini Program Serasi Kementan Difokuskan di Tiga Provinsi
"Estimasi biaya untuk kebutuhan sarana produksi sebesar Rp 2,01 juta per hektare," sebut Sarwo Edhy lagi.
Ia berharap, program pengembangan pertanian padi di lahan rawa bisa mengangkat produksi di Tanah Air, sehingga impor tidak perlu lagi dilakukan di masa mendatang. Ia minta semua pihak turut mendukung mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia melalui program Serasi.
"Pengembangan rawa melalui program Serasi ini diperlukan sinergi yang serius dari pemerintah daerah dan pusat," ujar Sarwo Edhy.
Keseriusan ini, kata dia, memiliki motivasi dan basis tujuan yang sangat kuat, yakni untuk meningkatkan indeks dan produksi pertanian. Lebih dari itu, ini juga dinilai sebagai program luar biasa karena mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga bermuara pada kesejahteraan.
"Tentu tujuan program ini untuk meningkatkan indeks kesejahteraan petani. Maka itu, kami juga sudah memberikan bantuan berupa benih unggul dan bermutu," katanya.
Baca Juga: Kementan : Alsintan Diberikan untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Edhy menambahkan, program ini juga diharapkan mampu mendorong petani milenial masuk dan turun secara langsung ke sawah dan perkebunan Serasi. Langkah ini perlu dilakukan untuk memudahkan penggunaan teknologi yang diterapkan.
"Program ini, mau tidak mau harus melibatkan petani milenial, baik saat tanam maupun panen. Langkah ini bertujuan untuk menggedor produksi dan bisa menstabilkan harga," ujarnya.
Untuk keberhasilan pengembangan lahan rawa, lanjut Sarwo Edhy, harus dilakukan pengawalan dan pendampingan, mulai dari olah tanah sampai pada pasca - panen. Bahkan, jika perlu, sampai pada pemasaran.
Menurutnya, pengendalian secara komprehensif sangat penting untuk mengawal pencapaian target kinerja Program Serasi. Sinergi yang baik dan optimal dalam pelaksanaan program Serasi diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang baik.
“Untuk itu, perlu dilakukan upaya peningkatan pengendalian dari seluruh unsur maupun sub unsur pengendalian secara menyeluruh, baik dari lingkungan pengendalian, penilaian risiko, kegiatan pengendalian, informasi dan komunikasi serta pemantauan pengendalian intern,” pungkasnya.