Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) mendorong generasi muda Indonesia, khususnya generasi milenial untuk tinggal di hunian vertikal seperti rumah susun (rusun) ketimbang rumah tapak. Di masa mendatang, lahan perumahan tapak semakin terbatas dan pembangunan hunian vertikal akan terus ditingkatkan.
"Mau tidak mau, generasi milenila Indonesia akan tinggal di rusun. Hal ini harus disiapkan sebaik mungkin, karena jumlah mereka terus bertambah," ujar Direktur Jenderal Penyediaan Perumahan KemenPUPR, Khalawi Abdul Hamid, di Jakarta beberapa waktu lalu.
Ia menambahkan, berdasarkan data yang dimiliki Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan KemenPUPR, jumlah milenial saat ini mencapai 81 juta jiwa, dari total penduduk Indonesia saat ini yang diperkirakan sekitar 265 juta jiwa.
Angka tersebut akan meningkat hampir dua kali, lipat yakni 153 juta jiwa pada 2020. Pertumbuhan populasi milenial tersebut, secara tidak langsung akan mendorong meningkatnya kebutuhan perumahan yang layak huni, berkualitas dan terjangkau di masa depan.
Baca Juga: KemenPUPR Kembangkan Desain Rusun untuk Generasi Milenial
Terkait dengan penyediaan perumahan bagi generasi milenial, Khalawi menyebut, pihaknya kini fokus pada pembangunan rusunawa di kawasanperguruan tinggi dan pondok pesantren. Mereka yang tinggal di rusunawa diharapkan berlatih agar terbiasa hidup di rusun.
"Kami telah menyiapkan beberapa desain rusun khusus untuk milenial," tandasnya.
Beberapa desain yang disiapkan antara lain, pertama, tipe 24 untuk usia 20 - 24 tahun. Kedua, tipe 36 untuk usia 25 - 29 tahun, dan terakhir, tipe 45 untuk milenial berusia 30 - 34 tahun.
"Desain ini tentunya kami sesuaikan dengan kebutuhan mereka. Untuk milenial awal, tentunya tidak butuh hunian yang terlalu luas, sedangkan yang baru berkembang dan maju, tentu kebutuhannya berbeda, sehingga desainnya juga berbeda," terangnya.
Baca Juga: Menteri PUPR Minta Apartemen di Jakarta harus Dilengkapi Helipad