Sambutan positif akan pemindahan kantor pusat Asia ke Indonesia dan peluncuran Avnos 2.0 juga disampaikan oleh Ditjen Pajak.
Saat ini, perusahaan jasa keuangan menjadi korban serangan cybersecurity 300 kali lebih sering dan menimbulkan kerugian lebih besar dibanding industri bisnis lainnya yakni sekira 18 juta dolar AS per perusahaan, sementara kerugian pada perusahaan dari sektor industri lainnya berkisar 12 juta dolar AS.
“Peluncuran Avnos 2.0 dan keputusan untuk memindahkan kantor pusat Asia ke Indonesia ini merupakan waktu yang tepat karena cybersecurity merupakan vektor ancaman terbesar bagi perusahaan Indonesia, terutama di industri keuangan. Kebijakan Avnos untuk membangun, merawat dan menumbuhkan talenta cyber R&D di Indonesia akan membantu menumbuhkan kesadaran masyarakat terhadap dunia maya, dan pada akhirnya akan meningkatkan jumlah sumber daya yang lebih berbakat untuk membantu mempertahankan kedaulatan dunia maya Indonesia,” ujar Direktur Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi Direktorat Jenderal Pajak Iwan Djuniardi.
Avnos Decentralised Software-Defined Firewall (DSDF / Avnos 2.0) membantu perusahaan mendefinisikan kembali perimeter teknologi pertahanan mereka, dan memperluas pertahanan secara global dengan memberikan perlindungan yang selalu aktif untuk perangkat di mana pun mereka berada, baik di jaringan internal atau internet publik.
Baca Juga: Punya Tim Cyber Terbaik di Asia Tenggara, Menhan Jamin Keamanan di Pemilu
Di era IoT sekarang ini dimana perimeter jaringan tradisional saat ini telah berkembang melampaui jaringan internal perusahaan hingga ke cloud publik, Avnos DSDF menjadi teknologi yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan dari semua sektor industri.
Mengingat perimeter jaringan tradisional saat ini metode baru firewall dengan perlindungan berlapis-lapis pada Avnos DSDF mampu memperkecil permukaan serangan.