Suara.com - Avnos menjadi startup cybersecurity global pertama yang memindahkan kantor pusatnya di Asia Pasifik dari Singapura ke Indonesia.
Dengan pendanaan seri A senilai 10 juta dolar AS yang didapat dari berbagai investor strategis di Indonesia, salah satu fokus awal Avnos adalah meningkatkan investasi sekaligus mengembangkan pusat R&D di Jakarta.
Pengumuman ini disampaikan dalam acara peluncuran produk Avnos 2.0 yakni Avnos Decentralized Software-Defined Firewall (DSDF) hari ini (25/4) di Hotel Ritz Carlton, Pacific Plaza, Jakarta.
“Avnos sebagai startup software enterprise sangat antusias menjadi bagian dari komunitas startup Indonesia yang sedang berkembang, dan pemindahan kantor pusat Asia Pasifik ke Indonesia memiliki andil besar dalam mencapai visi besar kami untuk pasar Asia Pasifik. Tidak seperti startup cyber security global lainnya, Avnos menjadikan Indonesia sebagai pasar prioritas pertama dengan melakukan investasi besar dalam penjualan, pemasaran, dukungan teknis dan sumber daya R&D,” ujar Ivan Goh, CEO & Co-Founder Avnos.
Baca Juga: Punya Tim Cyber Terbaik di Asia Tenggara, Menhan Jamin Keamanan di Pemilu
Pemindahan kantor pusat dari Singapura ke Indonesia ini diikuti dengan penambahan jumlah SDM ahli dalam negeri dari 25 orang menjadi 70 orang hingga penghujung tahun 2020.
Ini menjadikan Avnos sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja terbanyak untuk vendor cyber security di Indonesia.
“Pemindahan kantor pusat Asia Pasifik ke Indonesia menunjukkan komitmen tinggi Avnos untuk memberikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada pengguna dan mitra Avnos di Indonesia dalam hal penjualan, pemasaran, dan dukungan teknis,” jelas Ivan Goh.
Kehadiran Avnos disambut baik oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo) yang juga sebagai pengguna Avnos.
“Adopsi penggunaan teknologi di Indonesia semakin tinggi seiring dengan semakin banyaknya startup yang hadir menawarkan solusi. Saat ini, banyak startup yang dikembangkan masih bergantung pada consumer tech. Yang menerapkan deep tech, seperti cyber security, AI, blockchain, robotika, dan quantum computing masih sedikit karena memang sulit dalam pengembangannya,” ujar Semuel Abrijani Pangerapan selaku Dirjen Aplikasi Informatika Kominfo.
Baca Juga: Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Dicoblos, KPU Lapor Cyber Crime Polri
Harapannya, dengan adanya R&D Avnos di Indonesia akan membuat lebih banyak talenta engineer di Indonesia yang mampu mendalami deep tech.