Suara.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau Bank BRI mencatat laba bersih sebesar Rp 8,20 triliun hingga akhir kuartal I 2019.
Wakil Direktur Utama Bank BRI, Sunarso menjelaskan, capaian laba bersih ini disokong penyaluran kredit dan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK).
Sehingga capaian tumbuh double digit di atas rata-rata industri perbankan nasional serta perbaikan kualitas kredit bermasalah (NPL).
"Apabila dirinci kredit mikro tumbuh 13,17 persen year on year (yoy), kredit konsumer tumbuh 9,63 persen yoy, kredit ritel dan menengah tumbuh 13,47 persen yoy, serta kredit korporasi tumbuh 14,15 persen yoy," ujar Sunarso di Gedung BRI, Rabu (24/4/2019).
Baca Juga: Karyawan Cantik BRI Gelapkan Uang Nasabah Rp 2 Miliar
Khusus penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di tahun 2019 mendapatkan alokasi breakdown dari pemerintah sebesar Rp 86,97 triliun.
Diketahui hingga akhir Maret 2019 Bank BRI berhasil menyalurkan Rp 25 triliun kepada lebih dari 1,2 juta debitur atau naik 29,11 persen dari target yang ditetapkan.
Sunarso menuturkan, penghimpunan DPK di kuartal I 2019 ini menunjukan capaian yang cukup positif. Tercatat DPK BRI tumbuh 13,18 persen yoy menjadi Rp 936,03 triliun dibanding triwulan I 2018 sebesar Rp 827,06 triliun.
"Komposisi dana murah menjadi penopang utama DPK BRI di mana tumbuh 14,01 persen secara yoy sehingga saat ini komposisi CASA BRI menjadi 56,28 persen," terangnya.
BRI juga berhasil menjaga kualitas kredit yang disalurkan seperti perbaikan rasio kredit bermasalah. Akhir Maret 2019 NPL BRI tercatat 2,41 persen lebih rendah dibanding NPL Maret 2018 sebesar 2,46 persen.
Baca Juga: Suap Air Minum di Kementerian PUPR, KPK Periksa Pejabat Bank BRI