Suara.com - Jelang Ramadan, harga bawang putih dan bawang merah di Jawa Tengah mengalami peningkatan dua kali lipat dari harga sebelumnya. Kondisi tersebut terpantau di kawasan relokasi Pasar Johar Semarang yang menjadi satu di antara beberapa pasar induk di Jawa Tengah, Rabu (24/4/2019).
Pedagang bawang setempat, Sidal (52) mengatakan, kenaikan harga dua komoditas itu sudah berlangsung sejak satu bulan terakhir.
Hasil panen yang sedikit dari petani bawang di Brebes dikatakan wanita yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Johar itu sebagai faktor yang mempengaruhi lonjakan harga.
"Saat ini harga bawang merah kisaran Rp 25.000 - Rp 27.000 per kilogramnya. Sementara harga bawang putih mencapai Rp 50.000 per kilogram. Sebulan lalu, tidak semahal itu. Bawang merah masih Rp 18.000 per kilogram dan bawang putih Rp 25.000 per kilogram saat itu," kata Sidal.
Baca Juga: Jelang Puasa Ramadhan Harga Bawang Merah dan Putih Merangkak Naik
Dia berharap stok bawang dari petani saat bulan puasa stabil. Sehingga harganya juga kembali turun.
"Tinggal nanti barang dari petani banyak atau tidak. Kalau panen dari petani kelebihan pasti harganya murah, tidak seperti saat ini. Dua jenis bawang yang saya ambil sama-sama dari Gadog, Brebes," lanjut Sidal.
Hal yang sama diungkapkan pedagang lainnya yakni Giar Ngadiran (47). Pedagang bawang di Pasar Johar sejak 1991 ini mengungkapkan, harga bawang putih kating bersih ada di kisaran Rp 49.000 - Rp 50.000. Adapun bawang putih kating yang belum dibersihkan ada di harga Rp 45.000.
"Bawang putih jenis kating ini yang banyak dicari ibu rumah tangga. Sementara bawang putih jenis sinco lebih murah, ada di kisaran Rp 35.000 - Rp 39.000," ungkap Ngadiran.
Dia juga sudah menyetok persediaan bawang putih yang akan dia jual pada 19 April kemarin. Ngadiran masih menunggu informasi terkini ke dapan dari petani bawang sebelum kembali mendatangkan barang ke lapak miliknya.
Baca Juga: Stok Bawang Putih Terus Menipis, Pemerintah Minta Bantuan Importir
"Selama ini harganya naik-turun. Sehingga saya harus memperbarui informasi ke petani sebelum menyetok barang di toko. Harga yang tidak tentu itu, membuat kami seakan dipermainkan," tandas Ngadiran.