Suara.com - Pendiri sekaligus pemilik maskapai Lion Air Rusdi Kirana menyebut Boeing telah merendahkan maskapainya. Bahkan, produsen asal Amerika Serikat tersebut mengganggap Lion Air sebagai celengan.
"Mereka memandang rendah maskapai saya dan negara saya, meskipun hubungan selalu ditangani dengan cara yang benar. Mereka memperlakukan kami sebagai dunia ketiga," kata Rusdi seperti dikutip dalam wawancara bersama Reuters, Selasa (16/4/2019).
Untuk diketahui, Lion Air telah menghabiskan puluhan miliar dolar untuk pesanan pesawat dengan Boeing dan menjadi salah satu maskapai beranggaran terbesar di Asia.
Selain menyinggung maskapainya, Rusdi menganggap pihak Boeing telah menyerang pribadinya.
Baca Juga: Saran Donald Trump untuk Boeing Agar Kembali Dipercaya Publik
"Mereka juga memandang rendah saya. Mereka memandang saya sebagai celengan mereka," kata dia.
Sebelumnya Lion Air telah mengancam pada bulan Desember untuk menghentikan perintah itu, tetapi Boeing tidak memberikan pembaruan lebih lanjut.
Di sisi lain, Boeing telah memulai kampanye menyusul dua tabrakan untuk memulihkan kepercayaan pada jet terlarisnya dan berjanji untuk menghilangkan risiko apa pun bahwa perangkat lunak anti-kios.
Selain itu, Rusdi menilai Boeing sangat tidak konsisten. Ia menuturkan, pada kecelakaan Lion Air, Boeing dengan tegas menyalahkan maskapainya, namun setelah kecelakaan kedua yang menimpa maskapai Ethiopian Airlines, Boeing langsung meminta maaf pada pihak Lion Air.
"(Mereka) menyalahkan yang pertama dan meminta maaf setelah yang kedua," katanya.
Baca Juga: Penangguhan Penerbangan Boeing 737 Max Pengaruhi Jadwal Terbang di AS
Sementara, Dalam sebuah pernyataan kepada Reuters mengenai komentar-komentar itu, Kepala Eksekutif Boeing Dennis Muilenburg mengatakan, perusahaan tetap menyayangkan kasus Lion Air JT 610.
Selain itu, perusahaan juga mohon maaf atas nyawa yang hilang dan sangat menyesalkan dampak yang menghancurkan pada keluarga, teman dan kolega penumpang dan kru.
"Rusdi Kirana telah menjadi pemimpin dan pelopor dalam penerbangan Asia," kata dia.