Suara.com - Bantuan pertanian dari pemerintah di Kabupaten Takalar mencapai puluhan miliar rupiah, baik dalam bentuk saluran irigasi, jalan usaha tani, alat mesin pertanian, dan tahun lalu, bantuan program bekerja untuk 2.500 kepala keluarga miskin tani.
Atas bantuan ini, Bupati Takalar, Syamsari Kitta menyatakan apresiasinya atas berbagai program dan bantuan di era Pemerintahan Joko Widodo - Jusuf Kalla, khususnya dalam sektor pertanian. Ia bahkan mendoakan Jokowi untuk kembali menjadi presiden periode berikutnya.
“Kita menantikan kedatangan Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman sudah lama, karena banyak bantuan yang digelontorkan kepada petani Takalar beberapa tahun ini. Hari ini pun kembali beliau berikan bantuan Rp 33 miliar," demikian ujar Syamsari dalam sambutan "Pertemuan Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) 2019", yang dihelat di alun-alun Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Jumat (12/4/2019).
Pada kesempatan ini hadir Mentan yang memberikan langsung bantuan kepada petani. Pertemuan juga dihadiri lebih dari 30 ribu petani dan santri dari enam kabupatan, yakni Takalar, Gowa, Bantaeng, Bulukumba, Sinjai dan Selayar.
Baca Juga: Kementan Minta Lahan Pasang Surut di Banyuasin Selesai Akhir Mei
Syamsari menambahkan, bersama segenap bupati yang hadir, yakni bupati Jeneponto, Bulukumba, Bantaeng, Sinjai, Gowa dan Selayar, ia menyampaikan terima kasih kepada pemerintah yang telah memberikan kebijakan dan keberpihakan untuk membantu petani. Tahun lalu juga dikucurkan dana desa Rp 134 miliar untuk enam kabupaten, yang mana total bantuan hampir Rp 1 triliun.
"Bantuan semuanya dirasakan petani. Jalan tani sudah tidak becek lagi. Ini bukti nyata Presiden Jokowi sangat memperhatikan petani," akunya.
Khusus Kabupaten Takalar yang mengusung program satu sapi satu kepala keluarga, lanjut Syamsari, pada 2018 telah bersinergi dengan APBD. Untuk desa sudah diadakan 500 ekor sapi dan tahun ini 3000 ekor. Ini adalah bukti dari keberpihakan pemerintahan.
“Kami mau menyampaikan harapan agar ada tambahan bantuan dari Kementerian Pertanian, sehingga program sapi ini selesai tahun depan. Kami yakin, kehadiran Menteri Pertanian mendukung program ini," ujar Syamsari.
Sementara itu, Mentan mengatakan, bantuan pertanian di era pemerintahan Jokowi - JK pada 2014 - 2019 untuk Sulawesi Selatan totalnya mencapai Rp 15,7 triliun. Bantuan ini terdiri dari bantuan untuk Kabupaten Takalar Rp 375,3 miliar, Gowa Rp 780,2 miliar, Jeneponto Rp 455,7 miliar, Bantaeng Rp 249,8 miliar, Bulukumba Rp 509,3 miliar, Sinjai Rp 335,8 miliar dan Kabupaten Selayar Rp 440,3 miliar.
Baca Juga: Kementan Berusaha Akses Dana Pusat Pengembangan Investasi Pemerintah
“Bantuan hari ini untuk Takalar sebesar Rp 33 miliar, berupa ayam 165 ribu ekor gratis kandang, vaksin dan pakan selama 6 bulan, bibit kelapa 5 ribu batang, kambing, sapi, benih sayuran, bibit mangga, benih padi, jagung dan alat mesin pertanian. Bantuan ini diberikan Presiden Jokowi kepada petani. Bantuan kami bawa terbanyak sepanjang sejarah," ujarnya.
Khusus bantuan alat mesin pertanian, sambung Amran, total bantuan pada 2015 - 2018 untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak 25.410 unit, dengan nilai Rp 920,6 miliar. Di Takalar, bantuan alat mesin pertanian yang digelontorkan mencapai 1.986 unit, dengan nilai Rp 49 miliar.
“Di awal pemerintahan Jokowi - JK telah dialokasikan anggaran Rp 3 triliun untuk pembangunan tiga bendungan di Jeneponto, Sidrap dan Luwu," terangnya.
Lebih lanjut Amran menegaskan, pertanian Sulawesi Selatan hingga saat ini semakin tumbuh, dan petani mendapatkan harga yang tinggi. Ekspor komoditas pertanian dari Sulawesi Selatan sudah langsung ke China dan Eropa, sehingga tidak lagi transit di Lampung dan Surabaya. Secara nasional, ekspor pertanian hingga saat ini melonjak 26 persen, nilainya Rp 1.700 triliun.
“Baru-baru ini, kita ekspor dari Sulawesi Selatan senilai Rp 800 miliar. Ke depan, volume ekspor terus kita tingkatkan," tegasnya.
Lebih lanjut Amran mengatakan, karena Kabupaten Takalar, Gowa, Jeneponto dan Bantaeng merupakan lumbung jagung, maka Kementan menargetkan untuk membangun pabrik pakan. KAmran menyatakan bangga kepada petani di daerah ini yang mengoptimalkan lahan tadah hujan untuk ditanami jagung.
“Ini berkat kebijakan yang tepat, sehingga membuat petani semangat tanam jagung. Mimpi besar kami, karena di sini daerah jagung, kita bangun pabrik pakan. Perintah presiden, harga jagung minimal Rp 3.150 per kilogram, sehingga petani dipastikan sejahtera," ujarnya.
“Dulu kita impor jagung 3,5 juta ton, nilainya Rp 10 triliun. Tapi hari kita sudah membalikkan keadaan dari impor menjadi ekspor. Kita sudah menyetop impor dari Amerika dan Argentina," tambah Amran.