Pinjaman bunga lunak ini merupakan program dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB - KUMKM), yang bekerja sama dengan sejumlah BPR di Tanah Air sebagai lembaga penyalur.
Sunyoto tertarik mengajukan pinjaman, karena bunganya jauh lebih murah dibandingkan bank konvensional, yaitu 0,85 persen per bulan. Pinjaman modal itu dimanfaatkannya untuk mengembangkan bisnis, terutama untuk menambah bahan baku dan peralatan pabrik.
Bermitra dengan BPR Kartasura Makmur pada 2014, kini bisnis Sunyoto kian besar dan berkembang pesat. Karyawan pun bertambah menjadi 24 orang.
Pasarnya tidak hanya dalam negeri, tapi juga luar negeri. Permintaan pesanan pun terus meningkat.
Baca Juga: LPDB - KUMKM Terus Genjot Pengalihan Dana Bergulir di Sumbar
“Permintaan itu ada yang dari Jerman, Australia, Kanada dan Prancis. Jenisnya macam-macam, ada kursi, meja, keranjang bayi, ada juga peti mati. Kita kirim melalui pabrik-pabrik yang sudah bermitra lama dengan kita. Dalam satu bulan, kita bisa kirim satu kontainer," ujar Sunyoto.
Kreativitas menciptakan inovasi baru adalah strategi yang terus dibentuk oleh Sunyoto untuk melanjutkan usahanya agar terus berkembang. Ia merasa harus mampu membuat pesanan sesuai dengan yang diinginkan pembeli.
Hebatnya, untuk menciptakan inovasi baru, Sunyoto dan seluruh karyawan belajar secara otodidak.
“Yang penting kan kita sudah punya ilmu dasarnya. Tapi memang kalau modelnya baru, kita harus eksperimen dan kadang butuh waktu agak lama. Semua tidak ada masalah, bisa kita pelajari," ujar lelaki yang hobi bermain sepeda itu.
Desa Trangsang sudah lama dikenal sebagai desa wisata kampung rotan. Mayoritas warga bekerja sebagai pengrajin rotan.
Baca Juga: LPDB - KUMKM dan UKM Center UI Ukur Manfaat Dana Bergulir
Sunyoto melihat, prospek bisnis mebel rotan ke depan akan terus maju dan berkembang. Apalagi permintaan pasar terus meningkat.