Menteri Susi Pamer Mampu Tenggelamkan 488 Kapal ke Para Milenial

Selasa, 09 April 2019 | 14:10 WIB
Menteri Susi Pamer Mampu Tenggelamkan 488 Kapal ke Para Milenial
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. (Suara.com/Muslimin)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyebutkan, selama empat setengah tahun menjabat sebagai menteri, dirinya sudah menenggelamkan 488 kapal yang melakukan ilegal fishing di perairan Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Susi di depan generasi milenial. Menteri Susi menuturkan, saat ini sudah tidak ada lagi kapal asing yang menangkap ikan di laut Indonesia.

"Akhirnya setelah empat setengah tahun kemudian 488 kapal sudah ditenggelamkan itu membuktikan negara bisa melakukan," ujar Menteri Susi, Selasa (9/4/2019).

Menteri Susi menyerukan, meski hanya lulusan SMA kelas dua ia bisa melakukannya. Oleh sebab itu Menteri Susi meminta generasi milenial dengan pendidikan perguruan tinggi untuk bisa lebih darinya.

Baca Juga: 4 Tahun Jokowi, Susi Pudjiastuti Tenggelamkan 488 Kapal Asing Pencuri Ikan

TNI Angkatan Laut (TNI AL) bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali menenggelamkan 35 kapal ikan asing secara serentak di lima tempat, Rabu (20/5).
TNI Angkatan Laut (TNI AL) bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan kembali menenggelamkan 35 kapal ikan asing secara serentak di lima tempat, Rabu (20/5).

Penangkapan ilegal fishing pada empat tahun terakhir ini membuat neraca perdagangan Indonesia menjadi nomor satu berturut-turut di Asia.

Sebelumnya dalam empat tahun terakhir Indonesia bisa menempati posisi terakhir di neraca perdagangan Asia.

"Makanya kapal ditenggelamkan tidak ada bunyinya kita sudah melakukan bilateral diplomasi yang sudah seharusnya. Namun tanpa dukungan Angkatan Laut dan kepolisian tidak ada apa-apanya," tambahnya.

Menteri Susi menambahkan, ilegal fishing pada tahun 2014 telah menurunkan hasil tangkapan nelayan 50 persen lebih, yang tadinya Rp 1,6 juta per kepala keluarga menjadi Rp 800 ribu.

Maka dari itu, untuk meningkatkan stok ikan di laut sekitar 115 eksportir ikan juga sudah ditutup.

Baca Juga: Tiru Indonesia, Malaysia Kini Gencar Tenggelamkan Kapal Asing

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI