Agar Tak Kembali Defisit, BI Minta Milenial Buat Games Kalahkan PUBG

Selasa, 02 April 2019 | 17:59 WIB
Agar Tak Kembali Defisit, BI Minta Milenial Buat Games Kalahkan PUBG
Deputi Geburnur Senior BI, Mirza Adityaswara. (Suara.com/Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Bank Indonesia atau BI meminta para milenial makin banyak membuat permainan atau games berbasis smartphone seperti PlayerUnknown's Battlegrounds atau PUBG. Pasalnya, selama ini games yang ada masih buatan luar negeri.

Dengan games buatan buatan luar negeri, maka dana dari masyarakat Indonesia yang mengunduh atau membeli barang di games tersebut akan keluar negeri.

Sehingga hal ini akan membuat neraca pembayaran Indonesia (NCI) menjadi defisit yang nantinya berpengaruh ke defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD).

Misalnya, masyarakat yang membeli senjata di games perang PUBG. Maka dana pembelian tersebut akan keluar dari Indonesia dan masuk ke rekening pembuat games di luar negeri.

Baca Juga: April Mop, Bank Indonesia: Jangan Sampai Tertipu Uang Palsu

"Intinya kita harus bisa berusaha produksi di dalam negeri bagi barang-barang yang bisa kita produksi," kata Deputi Geburnur Senior BI, Mirza Adityaswara saat ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

Menurut Mirza, games buatan lokal harus seperti film lokal. Dia menerangkan, dahulu film luar negeri merajai layar lebar Indonesia, namun kini telah banyak film lokal yang diproduksi dan ditayangkan di bioskop Indonesia.

"Dulu film kita selalu impor dari luar negeri. Film lokal belum jadi tuan rumah. Sekarang film impor sedikit dan film lokal sudah jadi tuan rumah sendiri. Sama game juga begitu kalau suatu saat nanti game yang dimainkan WNI adalah buatan Indonesia," tutur dia.

Kendati demikian, Mirza melihat saat ini mulai muncul games buatan lokal. Dia pun berharap games lokal tersebut bisa merajai games di Indonesia.

"Mungkin sudah ada game buatan lokal dan mudah-mudahan nanti game buatan Indonesia akan semakin familiar dan mengambil market share lebih besar. Sekaranf kita belum hitung kontribusinya," ucap dia.

Baca Juga: Ketua DPR : Fintech Perlu Diawasi Secara Agresif oleh Bank Indonesia

Berdasarkan data, Bank Indonesia (BI) neraca pembayaran Indonesia (NPI) sepanjang 2018 defisit 7,1 miliar dolar AS. Angka itu turun drastis dari 2017 yang mencatatkan surplus 11,6 miliar dolar AS.

Penyebab utama dari anjloknya NPI ini karena defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) lebih dibandingkan surplus transaksi modal dan finansial.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI