Kementan Lepas Ekspor Perdana Jagung ke Korea Selatan

Sabtu, 30 Maret 2019 | 11:37 WIB
Kementan Lepas Ekspor Perdana Jagung ke Korea Selatan
Kementan melepas pengiriman perdana jagung rendah aflatoksin (substitusi impor) dari Koperasi Dinamika Juara Agrobisnis ke PT Greenfields Surabaya, dan melepas ekspor corn cobs (janggel jagung) ke Korea Selatan. (Dok : Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Secara umum dapat diindikasikan bahwa pengembangan agrobisnis jagung masih mempunyai prospek. Adapun arah pengembangan agrobisnis jagung adalah pemberdayaan di hulu dan penguatan di hilir.

Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Timur, Rumaksi mengatakan, sebagai bahan pakan ternak, cemaran aflatoksin pada jagung merupakan salah satu masalah utama pada kegiatan pasca-panen jagung. Selain kadar air, aflatoksin cukup signifikan dalam meningkatkan posisi tawar sehingga jagung bisa diterima oleh pabrik pakan.

"Saat ini, pabrik pakan menetapkan standar mutu jagung yang dapat diterima dengan mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). Salah satu persyaratan mutu jagung yang sangat penting adalah kandungan mikotoksin, terutama aflatoksin. Selain mempengaruhi mutu, hal tersebut juga berkaitan dengan kemananan pangan. Dalam SNI disyaratkan kandungan aflatoksin maksimum untuk jagung sebagai pakan ternak Mutu I dan Mutu II, masing-masing 100 ppb dan 150 ppb," kata Rumaksi.

Pengiriman perdana jagung rendah aflatoksin dari Koperasi Produksi Syariah Dinamika Nusa Agribisnis (DNA) ke PT. Greenfields dan ekspor janggel jagung ke Korsel tersebut diharapkan akan berkelanjutan dan diikuti pengiriman berikutnya dengan kapasitas yang lebih besar.

Baca Juga: Kementan Dorong Sarolangun Kembangkan Pertanian Berbasis Kawasan

"Produksi jagung nasional dalam lima tahun terakhir meningkat 12,49 persen per tahun. Pada 2018, produksi jagung mencapai 30 juta pipilan kering (PK), sementara untuk luas panen per tahun naik 11,06 persen dan produktivitas rata-rata meningkat 1,42 persen.

Di Lombok Timur, berdasarkan data capaian RPJMD 2013 - 2018, produksi jagung 2017 mencapai 185.432 ton.

Pringgabaya menjadi kecamatan dengan luas lahan jagung terbesar. Angka tersebut terus meningkat dibanding tahun sebelumnya, seiring adanya upaya khusus terkait peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai (upsus pajale) yang telah berlangsung sejak 2016.

"Meningkatnya produksi pajale saat ini sudah dapat dinikmati petani, dengan meningkatnya kesejahteraan petani. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Nilai Tukar Petani (NTP) pada Desember 2018 naik 0,04 persen menjadi 103,16 dibanding bulan sebelumnya," pungkas Rumaksi.

Baca Juga: Lewat Santri Tani Milenial, Kementan Kembangkan Pertanian Sumenep

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI