Tiket Mahal, Garuda dan Boeing Kompak Tutup Mulut

Iwan Supriyatna Suara.Com
Kamis, 28 Maret 2019 | 13:20 WIB
Tiket Mahal, Garuda dan Boeing Kompak Tutup Mulut
Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara. (ANTARA)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) tengah diterpa permasalahan harga tiket yang mahal hingga menimbulkan reaksi dari banyak pihak mulai dari masyarakat umum, pengamat hingga Menteri Kabinet Kerja pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Belum usai permasalahan tiket pesawat mahal, Garuda Indonesia kembali membuat publik bertanya-tanya terkait pertemuan antara Garuda Indonesia dengan Boeing.

Pertemuan itu disebut-sebut akan membahas soal pembatalan pengiriman 49 unit pesawat Boeing 737 Max 8.

Kedua belah pihak pada Kamis (28/3/2019) pagi tadi telah melakukan pertemuan di kawasan perkantoran Bandara Internasional Soekarno-Hatta Kamis (28/3/2019) pagi.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Luhut dan Menhub Murka ke Garuda Indonesia

Ketika akan dikonfirmasi terkait pertemuan tersebut, Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara dan pihak dari Boeing yaitu Sales Director International Sales The Boeing Company, Samir Belyamani justru kompak tutup mulut.

Berbeda dengan Ari, pihak Boeing masih mempersilahkan wartawan untuk menyampaikan daftar pertanyaan melalui email untuk kemudian ditanggapi pihak kantor regional di Singapura.

Ari sebelumnya mengatakan, pihaknya dalam hal ini telah mengajukan pembatalan tersebut, dan kemungkinan juga mengusulkan penggantian dengan jenis pesawat lainnya.

“Kemungkinan (penukaran) itu ada, tapi saat ini belum mengajukan opsi ke Boeing, baru cancel saja,” katanya.

Dari total 50 unit pesawat Boeing 737 Max 8 yang dipesan Garuda, satu diantaranya sudah dioperasikan untuk penerbangan domestik. Adapun biaya pembeliannya menggunakan skema pembiayaan (leasing).

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Para Pengusaha Perjalanan Wisata Teriak Usaha Sepi

Pembatalan tersebut dilakukan karena hilangnya kepercayaan publik terhadap pesawat Boeing 737 Max 8 setelah mengalami dua kali kecelakaan, yakni Lion Air JT 610 dan Ethiopian Airlines ET 302.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI