Luhut Murka, Garuda Diminta Turunkan Harga Tiket Hingga 20 Persen

Rabu, 27 Maret 2019 | 18:00 WIB
Luhut Murka, Garuda Diminta Turunkan Harga Tiket Hingga 20 Persen
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. [Dok Kemenko Kemaritiman]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mendesak agar para maspakai menurunkan harga tiket pesawat.

Terutama, pada maskapai Garuda Indonesia yang sebagai acuan maskapai nasional lainnya.

Mantan Kepala Staf Presiden ini meminta Garuda Indonesia menurunkan harga tiket pesawat di kisaran 10-20 persen.

Luhut meminta, penurunan harga tiket berlaku untuk semua rute penerbangan.

Baca Juga: Tiket Pesawat Mahal, Luhut dan Menhub Murka ke Garuda Indonesia

"Iya (turun 10-20 persen). Kan aku Menkonya aja mengerti uang juga, makanya saya bilang kau (maskapai) jangan bikin (harga tiket) gede-gede," kata dia saat ditemui di Hotel Ayana Mid Plaza, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).

Menurut Luhut, saat ini pemerintah sudah memfasilitasi ke maskapai agar bisa menyesuaikan biaya operasionalnya. Misalnya, harga avtur yang sudah diturunkan oleh PT Pertamina (Persero).

Namun begitu, tampaknya maskapai merasa tidak peduli, dan tetap mengenakan harga tiket pesawat tinggi.

"Ya kan kita sudah turunkan, pajaknya dikurangi biar dia bisa dikurangi harganya. Ya kita tunggu mereka beberapa hari ke depan mau rapat. Kita tunggu saja, nanti dilaporin Menhub," imbuh dia.

Sebelumnya, Luhut meminta Garuda Indonesia untuk menurunkan harga tiketnya terhitung pada April 2019 ini.

Baca Juga: Tiket Pesawat Naik 166 Persen, Pariwisata Pulau Bangka Anjlok

Permintaan tersebut bukan tanpa alasan, menurutnya harga tiket yang berlaku saat ini berimbas buruk ke beberapa sektor industri.

Hal tersebut membuat Luhut murka, apalagi pada saat pemanggilan direksi Garuda Indonesia tak satu pun perwakilan yang datang.

"Penurunan ini harus dilakukan ke semua rute dan terhitung pada April 2019," kata Luhut.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI