Suara.com - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop dan UKM) mendorong peningkatan kapasitas usaha dan kompetensi para pelaku koperasi dan UMKM di bidang perikanan di Sulawesi Selatan melalui kegiatan bimbingan dan konsultasi. Acara ini dinilai sebagai bagian dari upaya berbagi informasi antar koperasi dan pihak-pihak terkait.
"Bimbingan dan konsultasi seperti ini sangat penting dan perlu didukung, terutama untuk berbagi ilmu dan informasi serta pengalaman dalam hal penguatan sistem bisnis koperasi perikanan, khususnya di bidang budidaya rumput laut, termasuk tentang bagaimana membangun jaringan kerja sama antar koperasi dengan stakeholder terkait," kata Asisten Deputi Perikanan dan Peternakan Kemenkop dan UKM, Devi Rimayanti, di Takalar, Sulsel, Selasa (26/3/2019).
Takalar, Sulsel, merupakan salah satu daerah dengan pelaku KUKM di bidang perikanan yang banyak jumlahnya. Pada kesempatan yang sama, Devi juga menyebut, kegiatan ini diharapkan bisa mewujudkan program kemitraan, khusunya koperasi dan UKM yang bergerak di bidang perikanan.
Bimbningan dan konsultasi yang dilaksanakan di Hotel Grand Kalampa, Kabupaten Takalar pada 26 Maret 2019 itu dihadiri 20 peserta, yang merupakan pengurus dan manager koperasi yang bergerak di bidang usaha perikanan, khususnya rumput laut. Koperasi perikanan, termasuk rumput laut di kawasan itu sudah berproduksi, namun masih terkendala pembiayaan.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM : Pemda Sebaiknya Beri Dukungan pada UKM
"Maka untuk peningkatan kapasitas produksi yang lebih besar, perlu akses pemasaran dan pengolahan sebagai produk turunan sehingga menciptakan nilai tambah," katanya.
Devi menambahkan, para nelayan dan pembudi daya perikanan dan rumput laut diharapkan bisa mendapat kepastian pasar, hasil produksi yang berkualitas, dan peningkatan pendapatan. Sedangkan untuk pihak swasta, bisa memberikan keuntungan karena ada efisiensi biaya produksi, pasokan terjaga dengan konsisten, dan pasokan sesuai dengan kualitas serta standar permintaan pasar.
Acara itu menghadirkan 2 pembicara, yaitu tenaga ahli BLU Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan LPUMKP Kementerian Kelautan dan Perikanan, yang menyajikan peluang dan tata cara perluasan akses pembiayaan dan Direktur Utama PT AIMK Bintan, yang bergerak di bidang teknologi pengolahan ikan.
"PT AIMK dihadirkan sebagai contoh koperasi yang sukses dalam mengembangkan pengolahan ikan dan mempunyai teknologi terkini," katanya.
Saat ini, mereka telah membangun pabrik pengolahan ikan melalui bioteknologi yang menghasilkan banyak turunan, seperti tepung ikan yang dijadikan nutrisi mengatasi stunting dan collagen dari tripang untuk kosmetik. Bahan baku tersebut diyakini merupakan potensi lokal setempat, sehingga begitu mudah didapatkan di Takalar.
Baca Juga: Berdayakan Koperasi, Kemenkop dan UKM - IPB Tingkatkan Kerja Sama
Produk PT. AIMK bahkan sudah diekspor ke China. Potensi dan peluang pasarnya sangat terbuka lebar dan menjadi kesempatan koperasi untuk berperan dalam industrialisasi.
Dirut PT. AIMK, Yogie menyampaikan, nilai tambah dari usaha yang dijalankannya itu berada pada produk olahan, bukan raw material.
"Saat ini hampir 99 persen komposisi bahan kosmetik adalah impor, padahal sumber bahan baku utama ada di Indonesia dan melimpah. Sebagai contoh tripang, biasanya dijual hanya Rp 6.000 - Rp7.000, tetapi ketika diolah menjadi tepung harganya mencapai Rp 7 juta per kilogram," katanya.
Dalam membangun kerja sama antara UMKM, AIMK akan melakukan pendampingan untuk memproduksi sesuai permintaan pasar, alih teknologi, dan jaminan pasar.
Sementara itu, BLU LPMUKP menyatakan kesediaannya untuk menindaklanjuti dalam akses pembiayaan kepada salah satu peserta yang memenuhi syarat, yaitu Koperasi Makkio Dalle. Dalam acara yang sama juga disepakati pendampingan oleh BLU LPUMKP Takalar terkait penyusunan proposal, syarat-syarat, dan legalitas yang diperlukan.
Untuk kerja sama dengan PT. AIMK, koperasi akan melakukan identifikasi terhadap potensi dan menyusun rencana kerja sesuai potensi yang dimiliki.