Suara.com - Kementerian Perindustrian RI meyakini, program e-Smart IKM mampu meretas jalan mempromosikan produk-produk industri kecil dan menengah melalui pasar online.
Program tersebut diandalkan sebagai jawaban agar pasar produk-produk UMKM menjazdi luas vvia online pada era industri 4.0.
Untuk diketahui, Industri 4.0 merupakan era usaha yang menggabungkan teknologi otomatisasi dan digital.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan, melalui program e-Smart IKM, pihaknya menjalin kerja sama dengan marketplace online.
Baca Juga: Pertama Kalinya, Alat Musik Indonesia Mejeng di Frankfurt Musikmesse 2019
Marketplace yang menjalin kerja sama dengan program e-Smart IKM itu seperti Bukalapak, Tokopedia, Shopee, Blibli, Blanja.com, Ralali dan GoJek.
"Kami melalui Dirjen Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) memiliki program e-Smart IKM. Melalui program itu, kami memunyai sistem basis data IKM berisi profil industri, produk, yang ditawarkan melalui marketplace online," ujar Airlangga di Gedung Kementerian Perindustrian, Selasa (26/3/2019).
Airlangga menjelaskan, pada tahun 2018, program e-Smart IKM telah diikuti 5.945 wirausaha dengan total omzet mencapai Rp 2,37 miliar.
Penyumbang terbesar adalah sektor industri makanan dan minuman, yakni 31,87 persen. Penyumbang terbesar kedua dari sektor industri logam sekitar 29,10 persen, dan industri fashion 25,87 persen.
Kemenperin pada tahun 2019 menargetkan peserta yang mengikuti program e-Smart IKM bisa mencapai 10 ribu.
Baca Juga: Luhut Minta Garuda Turunkan Harga Tiket di Semua Rute Penerbangan
"Sudah ada beberapa cerita sukses dari para pelaku usaha yang mengikuti e-Smart IKM, misalnya IKM suku cadang kendaraan, omzetnya mampu naik hingga Rp 100 juta dalam kurun waktu tiga bulan," terangnya.