Pembahasan Soal Pengangguran di Debat Cawapres Dinilai Tak Komprehensif

Selasa, 19 Maret 2019 | 02:00 WIB
Pembahasan Soal Pengangguran di Debat Cawapres Dinilai Tak Komprehensif
Cawapres nomor urut 01 K.H. Ma'ruf Amin dengan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno saat mengikuti debat putaran ketiga di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/3).[Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Debat Calon Wakil Presiden sudah selesai digelar. Banyak gagasan-gagasan yang dilontarkan kedua cawapres, terutama soal pengangguran. Keduanya pun dengan tegas mengklaim bisa menurunkan pengangguran di Indonesia.

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin memberikan gagasan hampir sama dengan pasangannya yakni bisa menurun pengangguran dengan kartu pra-kerja. Sedangkan Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno bakal membasmi pengangguran dengan program OK OCE.

Lantas, bagaimanakah efektivitas dari gagasan yang dilontarkan dalam upaya menurunkan pengangguran?

Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah menilai, kedua pasangan tidak melihat secara komperhensif terkait pengangguran ini.

Baca Juga: Berusia 5 Hari, Sandiaga Uno Hanya Bisa Menangis Digendong Sang Ibu

Artinya, kedua pasangan hanya melihat dari suplai angkatan kerjanya saja, tidak memikirkan permintaan (demand) dari angkatan kerja itu.

"Keduanya enggak melihat dari sisi demandnya dari sisi industri dan ekonomi, jadinya selama hanya melaihat dari satu sisi efektivitasnya dipertanyakan. Jadi dua-duanya tidak menjadi solusi yang komperhensif," kata Piter saat dihubungi, Senin (18/3/2019) malam.

Menurut Piter, harusnya kedua pasangan melihat dari sisi industri yang menciptakan lapangan pekerjaan. Dia menjelaskan, harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi agar industri bisa berkembang.

Jika ekonomi tumbuh tinggi, maka lapangan pekerjaan akan tercipta tersendiri dan bisa menyerap pengganguran.

"Dengan pertumbuhan ekonomi yang hanya 5 persen dibandingkan pertumbuhan pengangguran 3 juta per tahun kita sangat sulit. Kalau pertumbuhan ekonomi 5 persen daya serap pengangguran hanya 1,5 juta maksimum 2 juta, artinya kita bisa menyerap 1 juta," imbuh dia.

Baca Juga: Harta Benda Dilalap Api, Nenek Farida Kini Bermukim di Tenda Pengungsi

"Ini enggak bisa di atasi dengan kartu pra kerja, pelatihan atau OK Oce, ini enggak bisa yang harus ditumbuhkan ekonomi. Jadi itu tidak cukup," tutupnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI