Faktor-faktor tersebut membuat kinerja keuangan Kospin Jasa tahun buku 2018 tidak mencapai target, walau tetap mengalami pertumbuhan.
Pada layanan konvensional, aset tumbuh 4,12 persen dari Rp 6,4 triliun naik menjadi Rp 6,69 triliun. Simpanan sebesar Rp 4,7 triliun, dan pada 2017 mencapai Rp 5,7 triliun.
Adapun pinjaman tumbuh 0,8 persen, dari Rp 3,91 triliun pada 2017 menjadi Rp 3,94 triliun.
Kinerja layanan syariah terdiri dari aset mencapai Rp 1,61 triliun, naik 4,81 persen dari Rp 1,53 triliun pada 2017. Simpanan 2018 mencapai Rp 1,56 triliun, naik dari Rp 1,489 triliun dari tahun sebelumnya. Pembiayaan tumbuh 5,36 persen dari Rp 1,51 triliun menjadi Rp 1,59 triliun.
Baca Juga: Kemenkop dan UKM Dorong Ekonomi Kreatif Generasi Milenial
"Meski target secara umum tidak tercapai, kami berhasil mencapai SHU yang lebih tinggi pada 2018," kata Andi.
Tahun 2017, SHU yang dibagikan sebesar 13 persen dan tahun 2018 menjadi 17,8 persen, atau Rp 35 miliar. Naiknya SHU tersebut didorong berbagai efisiensi biaya yang diterapkan koperasi.
Andi optimistis, kinerja keuangan Kospin Jasa tahun ini akan mengalami peningkatan. Di tengah situasi ekonomi yang tidak menentu, Andi mengatakan, partisipasi dan loyalitas anggota menjadi sumber ketahanan dan eksistensi Kospin Jasa.
"Kami menargetkan aset kumulatif Kospin Jasa tumbuh menjadi Rp 9,3 triliun," kata Andi.
Baca Juga: Dongkrak Pendapatan Petani, Kemenkop dan UKM Dorong Hilirisasi Produk