Suara.com - PT Pos Indonesia (Persero) menilai, era digital yang semakin maju dan munculnya Revolusi Industri. 4.0 membuat perseroan ini semakin mantap dalam mengembangkan bisnisnya. Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) , Gilarsi Wahyu Setijono mengungkapkan, kemajuan era digital tersebut harus dijalani oleh Perseroan.
Jika PT Pos Indonesia (Persero) tidak bisa mengikuti era digital, maka perseroan akan dianggap tidak relevan dan masih dianggap berada di zaman batu.
“Kalau sekarang, penerima atau buyer harus tahu barang sudah sampai mana secara real time. Nah, kalau kita sudah masuk ke level demand seperti ini, apalagi kelas premium, sangat mutlak dibutuhkan IOT 4.0, internet of things dan internet of people. Internet of things itu yang membuat semua informasi mengenai track and trace bisa terlihat real time,” ujar Gilarsi.
Ia mengaku, PT Pos Indonesia (Persero) tengah melakukan beberapa perubahan, dimana di setiap barang yang dikirim sudah ada QR code atau Id, sehingga setiap stasiun mampu melakukan scanning dengan manual.
Baca Juga: Pengiriman Surat Sudah Sepi, PT Pos Indonesia Beralih ke Bisnis Ini
“Nah ke depan, yang sedang kita incar adalah individual parcel bisa melaporkan dirinya sendiri. Kendaraannya ada GPS tracker-nya, jadi semua terjadi secara real time, termasuk di gudangnya, posisi di mana,” jelasnya.
”Itu yang sedang kita uji coba. Bahwa butuh investasi, iya. Ini akan kita coba pada April tahun depan. Paling tidak, tujuh wilayah besar di Jawa, seperti Jabodetabek, Bandung, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, dan Malang,” tambahnya lagi.
Selain itu, di tengah menjamurnya perusahaan logistik, PT Pos Indonesia (Persero) tertarik membuat layanan kargo pos. Bagi Gilarsi, itu ada di anak perusahaan Poslog.
Kebutuhan kargo menjadi kebutuhan semua layanan, seperti pengiriman kargo dari luar negeri. Misalnya, kalau mereka yang pergi umrah dan haji ingin membawa barangnya ke Indonesia, maka bisa menitipkan barangnya melalui Poslog, dan mereka bisa mendapatkan barang langsung di depan rumahnya.
Selain itu, lanjut Gilarsi, PT Pos Indonesia (Persero) juga sudah meluncurkan berbagai fitur pelayananan, seperti Contact Center Oranger, Magenpos, Agenpos B2B Kurir, Agenpos B2B Jaskug, dan Layanan Kargo Ritel Udara di agen pos. Menurutnya, layanan itu untuk memberikan user experience (pengalaman pengguna) yang lebih baik.
Baca Juga: PT Pos Indonesia Akui Kalah Bersaing dengan Perusahaan Swasta
“Kalau kita mau komplain, masa harus menelepon atau datang ke kantor pos? Itu akan menjadi pengalaman yang tidak menyenangkan. Kita akan mengubah infrastukturnya, apakah dengan menggunakan live chat atau live person. Prinsipnya, mempermudah pengguna pada saat mereka memiliki pernyataan atau komplain bisa terfasilitasi dengan baik dan cepat,” ujarnya.
Kini PT Pos Indonesia (Persero) juga sedang melakukan uji coba dengan robot untuk chatting, tapi belum memiliki suara.
”Kita sebentar lagi bereksperimen berbasis suara sampai kepada orang, tapi memang butuh kecepatan untuk merealisasikannya,” kata Gilarsi.