Suara.com - Managing Director Lembaga Management FEB Universitas Indonesia, Toto Pranoto menerangkan, performa BUMN Indonesia di 2018 lebih unggul dibanding Khazanah atau BUMN milik Malaysia.
Hal tersebut disampaikan dalam Seminar BUMN 2019 bertema Prospek BUMN di Tahun Politik di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Menurut Toto, di sepanjang tahun 2018 pertama kali dalam sejarah setelah reformasi tahun 1998, BUMN Indonesia lebih unggul dari Khazanah Malaysia.
"Kinerja Khazanah atau BUMN Malaysia di tahun 2018 justru mengalami penurunan dimana pada tahun tersebut pertama kali mencatat kerugian 6,3 miliar ringgit Malaysia atau Rp 21 triliun," ujar Toto, Rabu (13/3/2019).
Baca Juga: Catat! Ini Persyaratan Melamar 11.000 Lowongan Kerja BUMN
Kondisi dinamika bisnis dan daya saing global disebut-sebut memberikan tekanan ke kinerja Khazanah. Salah satu yang paling mempengaruhi kinerja Khazanah adalah adanya perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.
Berbanding terbalik dengan BUMN Tanah Air, dengan jumlah BUMN sebanyak 114 termasuk holding company, BUMN Tanah Air lebih memiliki daya saing.
"Data kinerja perusahaan pelat merah yang dirilis Kementerian BUMN beberapa waktu lalu, menunjukan daya saingnya terhadap BUMN Malaysia dan Singapura," tambahnya.
Diketahui aset BUMN pada tahun 2018 tumbuh 12,23 persen menjadi Rp 8.092 triliun dibanding tahun 2017 Rp 7.210 triliun. Sedangkan pertumbuhan laba BUMN Tanah Air tahun 2018 naik 1,08 persen menjadi Rp 188 triliun.
Selain itu, kontribusi BUMN kepada negara ditahun 2018 tercatat sebesar Rp 422 triliun dalam bentuk pajak, dividen dan pendapatan negara bukan pajak atau PNBP.
Baca Juga: Perusahaan-perusahaan BUMN Serentak Buka 11.000 Lowongan Kerja