Keberhasilan penataan kawasan tersebut juga terlihat dari peningkatan usaha ekonomi warga dengan berdirinya sebuah warung kopi khas Aceh di ujung pedestrian yang tampak selalu ramai dikunjungi warga kota, terutama di sore hari.
Penataan kawasan Krueng Daroy juga diharapkan dapat merubah perilaku hidup sehat masyarakat dibangunnya sarana sanitasi dan juga pemenuhan kebutuhan air bersih.
Di sepanjang jalan dan taman, juga telah dilengkapi dengan sejumlah tempat sampah agar masyarakat dan pengunjung tidak membuang sampah sembarangan ke sungai.
Penataan kawasan Seutui terdiri atas pembangunan pedestrian sepanjang 1,7 km, pembangunan 3 unit jembatan, pemasangan Penerangan Jalan Umum sebanyak 132 titik dan pembuatan Taman Kreung Daroy.
Baca Juga: Menteri PUPR Sampaikan 3 Kunci Utama Agar Indonesia Maju dari Jokowi
Diharapkan dengan contoh penataan kawasan yang baik yang menguntungkan warga setempat, pemerintah daerah semakin termotivasi untuk mengurangi luasan kawasan kumuh dalam rangka program 100-0-100.
Wali Kota Banda Aceh, Aminullah Usman mengatakan, penataan kawasan Krueng Daroy telah menunjukan kawasan kumuh tersebut telah berhasil ditata dan menjadi kawasan yang bersih dan indah.
Kawasan Krueng Daroy saat ini menjadi salah satu lokasi favorit yang dikunjungi warga sehingga turut meningkatkan ekonomi lokal.
Dalam kurun waktu 4 tahun (2015-2018), program KOTAKU telah dilakukan di 14.960 lokasi dengan total luas sekitar 23 ribu hektare dan anggaran Rp 2,82 triliun yang digunakan untuk investasi berupa jalan lingkungan, drainase, persampahan, instalasi pengolahan air limbah komunal, jembatan kecil dan proteksi kebakaran.
Baca Juga: Tata Kawasan Kumuh di Perkotaan, Kementerian PUPR Anggarkan Rp 318,3 Miliar