Antam Kantongi Laba Bersih Capai Rp 874,42 Miliar di 2018

Senin, 11 Maret 2019 | 14:33 WIB
Antam Kantongi Laba Bersih Capai Rp 874,42 Miliar di 2018
Direktur Keuangan Antam Dimas Wikan Pramudhito. (Suara.com/Achmad Fauzi)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM) mencatatkan laba bersih tahun 2018 sebesar Rp 874,42 miliar. Laba bersih itu naik 541 persen bila dibandingkan dengan capaian tahun 2017 yang hanya Rp 136,5 miliar.

Direktur Keuangan Antam, Dimas Wikan Pramudhito menerangkan, perolehan laba bersih itu didapat dari penjualan emas dan feronikel.

Tercatat, penjualan perseroan di 2018 sebesar Rp 25,24 triliun atau naik 99 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp 12,65 triliun.

"Komoditas utama Antam yakni emas membukukan capaian penjualan 27.894 kilogram (kg) atau yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan. Pada tahun sebelumnya, penjualan hanya 13.202 kg," kata Dimas di Hotel Intercontinental, Pondok Indah, Jakarta Selatan, Senin (11/3/2019).

Baca Juga: Berburu Harta Karun Majapahit di Proyek Tol Malang, Ada Koin Emas dan Guci

"Dari segi nilai, komoditas itu menjadi komponen pembentuk pendapatan terbesar dengan kontribusi Rp 16,59 triliun atau 66 persen dari total penjualan bersih perseroan. Nilai penjualan ini adalah yang terbesar sepanjang sejarah perusahaan," Dimas menambahkan.

Sementara itu, penjualan feronikel menjadi pendorong kedua meningkatnya capaian laba bersih Antam dengan penjualan bersih sebesar Rp 4,66 triliun atau 18 persen dari total penjualan bersih.

Tak hanya emas dan feronikel, komoditas bauksit pun turut memberikan kontribusi positif. Sepanjang 2018, pendapatan dari bijih bauksit tercatat sebesar Rp 482 miliar atau tumbuh 21 persen dari capaian di tahun sebelumnya.

Sementara dari sisi volume produksi, perseroan telah memproduksi feronikel pada 2018 dengan volume 24.868 ton nikel, lebih besar 14 persen dari tahun sebelumnya.

"Peningkatan volume produksi dan penjualan feronikel sejalan dengan tercapainya stabilitas operasi produksi pabrik di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang saat ini memiliki kapasitas produksi terpasang hingga 27.000 ton nikel per tahun," pingkas dia.

Baca Juga: Sumpit Emas 18 Karat Dijual di Australia, Tebak Berapa Harganya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI