Suara.com - Kecelakaan maskapai penerbangan Ethiopian Airlines yang menggunakan pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 pada Minggu (10/3/2019) menjadi sorotan industri penerbangan.
Kecelakaan Boeing 737 MAX 8 adalah yang kedua kalinya setelah pesawat dengan jenis yang sama jatuh di perairan Karawang.
Dengan dua kali kejadian jatuhnya Boeing 737 MAX 8, diperkirakan akan mengikis kepercayaan terhadap pabrikan pesawat asal Amerika Serikat ini.
Dikutip dari Bloomberg, setiap kecelakaan yang terjadi, akan mengancam keuangan perusahaan.
Baca Juga: Siapa Satu WNI Korban Kecelakaan Pesawat Ethiopian Airlines?
Analis Intelijen Bloomberg, George Ferguson menjelaskan, sepertiga laba perusahaan berasal dari operasi pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 yang diperkirakan menghasilkan 30 miliar dolar AS untuk pendapatan tahunannya.
"Ini pesawat yang paling penting. Jika ada sesuatu yang buruk dengan program 737 itu akan menjadi tantangan yang sangat serius bagi perusahaan." ujar George Ferguson, Minggu (10/3/2019).
Seperti diketahui, penerbangan dengan nomor ET302 milik Ethiopian Airlines jatuh setelah beberapa menit lepas landas ke Nairobi, Kenya.
Dikabarkan, sekitar 157 orang tewas setelah pesawat tersebut jatuh.
Pesawat ET302 diketahui meninggalkan Bandara Internasional Bole Addis Ababa pada pukul 08.38 waktu setempat. Pesawat tersebut hilang kontak setelah enam menit lepas landas.
Baca Juga: Tahan Ethiopian Airlines, Panglima TNI: Jangan Remehkan Angkatan Udara
Sebelumnya pesawat dengan model yang sama milik maskapai penerbangan Lion Air jatuh pada (29/10/2018) hingga menewaskan 189 penumpang dan awak kabin.