Pelaku UMKM Perlu Standardisasi Produk untuk Masuk e-Commerce

Senin, 11 Maret 2019 | 09:49 WIB
Pelaku UMKM Perlu Standardisasi Produk untuk Masuk e-Commerce
Seminar Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) "APINDO UMKM SUMMIT 2019",  sekaligus pemberian penghargaan kepada UMKM oleh APINDO Kalimantan Selatan, di Banjarmasin. (Dok: Kemenkop dan UKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pada acara tersebut, Sahbirin Noor, Gubernur Kalsel mengakui bahwa 20 persen PAD Provinsi Kalsel merupakan sumbangan batu bara yang mulai dikhawatirkan akan habis dalam waktu yang akan datang. Menurutnya, agar PAD tetap terjaga, pemanfaatan sumber daya alam lainnya harus dapat dimaksimalkan.

"Koperasi dan UMKM merupakan pelaku usaha yang perlu terus dikembangkan untuk memanfaatkan potensi dan kekayaan sumber daya alam di Kalimantan Selatan. Kain Sasirangan, misalnya, yang merupakan kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan akan terus dikembangkan," ujar Sahbirin.

Dalam rangka pemberdayaan Koperasi dan UMKM, ia minta Dinas koperasi dan UMKM untuk melakukan sinergi dengan para pemangku kepentingan.

Lebih lanjut, Gubernur Kalsel yang akrab disapa Paman Sahbirin ini minta, agar APINDO DPP Kalsel selalu berkoordinasi yang intens dengan Dinas Koperasi untuk memajukan dan menaikkan kelas UMKM di Kalsel.

Baca Juga: Kemenkop dan UKM Latih 30 Pegiat Film Sumbar tentang Koperasi

Di tempat terpisah, Lisa Hayati, salah satu pengrajin Haikal Sasirangan, mengucapkan terima kasih kepada Kemenkop dan UKM, yang telah memberikan kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan mendapatkan bantuan pemerintah untuk pengembangan wirausaha pemula.

Pelatihan yang diikutinya melalui sinergi dengan DEKRANAS pada pertengahan 2018 telah membuahkan hasil, yaitu mendapatkan bantuan pemerintah berupa modal untuk pengembangan wirausaha pemula. Dana sebesar Rp 13 juta yang diperoleh tersebut dipergunakan untuk mengembangkan usaha kain Sasirangan, yang telah dirintis sejak 2 tahun lalu.

Dengan tambahan modal tersebut, Lisa mampu meningkatkan produksi dan mengais keuntungan. Jenis yang diproduksi, selain dalam bentuk kain, juga berupa baju, kaus, dan jilbab.

Menurutnya, sudah lebih dari 50 motif yang diproduksi. Ia juga sering menerima pesanan dari Jawa Timur dan Jawa Barat, maupun kota-kota lainnya.

Dalam memenuhi pesanan yang dalam jumlah cukup banyak, Lisa juga bekerja sama dengan pengrajin kain Sasirangan, yang juga menerima bantuan wirausaha pemula dari Kemenkop dan UKM, dengan melibatkan penjahit di sekitarnya.

Baca Juga: Kemenkop dan UKM Dukung Industri Kreatif Perfilman Berbadan Hukum Koperasi

Untuk menularkan ilmunya, ia juga menerima para remaja dari daerah lain yang mau belajar membuat kerajinan kain Sasirangan tanpa dipungut biaya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI