Kementan: Bantuan Mesin Pertanian Mampu Tekan Biaya Operasional Petani

Senin, 11 Maret 2019 | 08:58 WIB
Kementan: Bantuan Mesin Pertanian Mampu Tekan Biaya Operasional Petani
Program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (SERASI) Kementan. (Dok: Kementan)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Masalah yang muncul pada kegiatan tanam dapat ditangani dengan menerapkan mesin tanam pindah bibit padi. Mesin transplanter adalah solusi peningkatan kerja kegiatan tanam padi, karena hemat tenaga kerja dan mempercepat waktu penyelesaian kerja tanam per satuan luas lahan.

"Faktor tersebut akhirnya mampu menurunkan biaya produksi budi daya padi," sebutnya.

Dampak nyata penggunaan mesin tanam padi ini terlihat dari hasil pengamatan di tingkat petani. Rata-rata kinerja satu mesin transplanter dengan seorang operator dan dua asistennya dapat menggantikan 15-27 hari orang kerja (HOK), sedangkan kemampuan kerja tanam mencapai 1-1,2 ha/hari.

Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian Kementan sendiri telah menghasilkan mesin transplanter yang dinamai "Transplanter Jarwo 2:1". Secara umum, rata-rata biaya tanam padi secara manual sekitar Rp 1,72 juta/ha, sedangkan dengan Transplanter Jarwo 2:1 sekitar Rp 1,1 juta/ha.

Baca Juga: Kementan: Bantuan Alat Mesin Pertanian untuk Petani, Gratis

Kelompok tani (Gapoktan) Madiun Bersatu, di Dusun Parit, Madiun, Kecamatan Sei Kakap, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat sudah sangat menggantungkan kegiatan tanam pada Transplanter Jarwo 2:1. Biaya tanam padi secara manual dengan metode tanam Jarwo sebesar Rp 1,8 juta per ha, dan dengan Transplanter Jarwo hanya Rp 1,4 juta per ha.

Produktivitas padi dengan metode tanam Jarwo meningkat rata-rata dari 3,3 ton per ha, menjadi sekitar 4,7 ton per ha.

"Begitu juga di Kabupaten Subang. Ongkos tanam manual sebesar Rp 3,5 per ha dibanding dengan Transplanter Jarwo hanya Rp 1,8 juta per ha. Rata-rata produktivitas padi yang menerapkan metode tanam Jarwo mencapai 7,6 ton per ha," tambahnya lagi.

Keuntungan, sambung Andi, dirasakan juga oleh Kelompok Tani Suka Maju, Dusun Kalikebo, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Dengan mesin transplanter, biaya tanam secara manual menjadi Rp 2 juta per ha.

"Sedangkan dengan transplanter sebesar Rp 1,9 juta per ha, dengan rata-rata produktivitas padi, dengan metode tanam jajar legowo mencapai 7,5 ton per ha," pungkasnya.

Baca Juga: Dukung Nawa Cita, Kementan Gencar Cetak Lahan Sawah Baru

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI