Suara.com - Untuk mendapat uang tambahan, bisa apa saja dilakukan termasuk menjadi pelipat surat suara Pemilu 2019.
Seperti di gudang logistik tambahan KPU Banjar, Jalan Jeruk, Sungai Ulin, Kota Banjarbaru misalnya. Ada sekitar 222 orang yang mencari uang tambahan dengan bertugas menjadi pelipat surat suara.
Adalah pasangan suami istri Muslim dan Bastiah, warga Martapura bersama 4 orang lainnya bekerja dari pagi hingga petang hari.
Mereka mulai melakukan pelipatan surat suara sejak pukul 08.00 Wita hingga pukul 17.00 Wita. Selama tiga hari ini pasangan suami istri tersebut mampu melipat sebanyak 6 packs kotak suara.
Baca Juga: Sebanyak 4.235 Surat Suara Rusak Ditemukan KPU Solok Selatan
Artinya ada 3.000 lembar surat suara yang sudah berhasil mereka tuntaskan pelipatannya, sejak Jumat (1/3) hingga Minggu (3/3).
“Sudah tiga hari saya dan istri melipat (surat suara), ada 6 pack yang sudah kami berdua lipat, kalau dikali Rp 100 lumayan sudah dapat Rp 300 ribu, mudah-mudahan hari ini bisa dapat 3 pack lagi, hingga sore,” ujar Muslim.
Setiap besaran biaya upah pelipatan yang diterima masing-masing pekerja sortir dan lipat suara berbeda-beda.
Tergantung setiap jenis surat suara yang dilipat, banyaknya lipatan dan pajak yang dikenakan.
Seperti contohnya jenis surat suara untuk DPRD Kabupaten/Kota, DPRD Provinsi, dan DPR RI dipatok upah Rp 100 per lembar dengan jumlah lipatan 5 kali, dengan pajak Rp 6, sehingga besaran yang diterima Rp 94.
Baca Juga: Tersangka Hoaks 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos Diserahkan ke Kejaksaan
Sementara untuk jenis surat suara Pilpres dipatok biaya Rp 50 dengan 2 kali lipatan, pajak Rp 3, sehingga besaran yang diterima Rp 47.
Sementara untuk jenis surat suara DPD dipatok biaya Rp 75 dengan 3 kali lipatan dengan besaran pajak Rp 5, jadi besaran yang diterima oleh masing-masing pekerja adalah Rp 71.
Dalam melakukan penyortiran dan pelipatan surat suara, masing-masing pekerja dibagi dalam beberapa kelompok, dikoordinir oleh penangungjawab setiap kelompok tersebut. Satu kelompok terdiri dari 5 hingga 6 orang petugas pelipatan surat suara.
Muslim mengaku, ikut terlibat dalam pelipatan surat suara merupakan pengalaman pertama kali baginya. Setiap hari dirinya mengaku tidak pernah menarget berapa pack yang bisa dilipat, hanya tergantung kemampuan dan sebisanya dikerjakan.
Lain lagi, ibu rumah tangga Fitriani dan Rinawati, warga Kemuning, Kota Banjarbaru, keduanya terlihat sangat lincah jemari tangannya dalam melakukan pelipatan surat suara, sangat cepat dan nampak berpegalaman.
Ya benar saja, ternyata Fitriani dan Rinawati mengaku sudah pernah melakukan pelipatan surat suara pada Pemilu tahun 2014 lalu.
“Dalam sehari saya mampu melipat hingga 3 pack surat suara, tidak ada kendala dalam pelipatan, mudah saja karena dulunya juga sudah pernah seperti ini,” akunya.
Selain melakukan pelipatan surat suara di KPU Banjar, Rinawati dan Fitriani juga ikut melakukan penyortiran dan pelipatan di KPU Banjarbaru pada pekan lalu. Sementara untuk besaran upah yang diterima, dirinya mengaku sama besarannya.
“Saya berharap kami yang sudah dua kali Pemilu ini melipat surat suara diberi sertifikat penghargaan, sehingga Pemilu berikutnya bisa diikut sertakan lagi,” pintanya sambil bercanda.
Begitu pula dengan Azis, kelompok pelipat surat suara lain asal Martapura mengaku, walaupun hari ini merupakan hari pertama melakukan pelipatan surat suara, namun dirinya mengaku sudah berpengalaman pada perhelatan pesta demokrasi sebelumnya. Hingga tengah hari saja, dirinya mengaku sudah melipat sebanyak 3 pack surat suara.
“Tidak ada kendala dalam melakukan surat suara, seperti Pemilu sebelumnya mudah saja, tengah hari sudah 3 pack yang sudah dilipat, lumayan dikali Rp 100 sudah dapat Rp 150 ribu,” akunya.
Sementara itu, dalam melakukan pendataan dan perhitungan pelipatan surat suara, KPU Banjar terkoordinir dan tersusun rapi seperti yang diperlihatkan jajaran KPU Banjar, seusai melakukan pelipatan data langsung di input ke dalam program microsoft excel.
“Kami masih belum pastikan betul berapa yang sudah berhasil dilipat, karena datanya ini masih dinamis, kalau dipersenkan Insya Allah sudah ada 50 persen, dan diprediksi selesai pekan depan,” jelas Abdul Karim Omar, Komisioner Divisi Hukum KPU Banjar.
Berdasarkan data yang diperoleh, hari pertama pelipatan surat suara melibatkan 180 petugas pekerja.
KPU Banjar mendata sudah ada 178 packs surat suara Dapil 3 dan Dapil 4 DPRD Banjar yang sudah dilipat, terdiri dari 88.110 lembar surat suara yang baik dan didapati 307 lembar surat suara yang rusak.
Dan untuk hari kedua Sabtu (2/3), melibatkan kurang lebih 189 orang, banyaknya pack yang berhasil dilipat yaitu 300 pack untuk Dapil 4 dan Dapil 2 DPRD Banjar, terdiri dari 149.605 lembar surat suara yang baik dan 224 lembar surat suara yang rusak.
“Jadi di dua hari pelipatan surat suara sudah ada 478 kotak yang sudah dilipat,” akunya.
Diakui Karim rusaknya surat suara bermacam-macam jenis, seperti sablon gambar pada kertas yang tidak merata, hingga robek pada kertas itu sendiri waktu saat masih dalam kotak.
Untuk surat suara yang rusak sementara didata, kemudian dilaporkan ke KPU RI dan kemudian dikirim ulang lagi ke KPU Banjar.
“Jadi sebelum surat suara itu dinyatakan rusak, para petugas pelipat surat suara melapor dulu ke kami, ketika kami nilai surat suara itu memang masuk dalam kategori rusak, maka akan kami simpan untuk kemudian didata,” jelasnya.
Berita ini sebelumnya dimuat Kanalkalimantan.com jaringan Suara.com dengan judul berita "Para Pencari Receh Ditengah Pesta Demokrasi Lima Tahunan"