Suara.com - Pelindo III dan grup usaha Sinar Mas menjajaki peluang menjadikan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sebagai salah satu pusat distribusi kertas di Indonesia.
Pelabuhan tersebut berada di tengah-tengah Nusantara sehingga secara geografis strategis untuk menjadi hub distribusi.
Tak hanya domestik, tetapi juga potensial untuk mendukung ekspansi pasar produsen kertas dan pulp raksasa tersebut.
“Potensi kerja sama ini sangat baik, karena Tanjung Perak memiliki kesiapan fasilitas pergudangan dan lahan yang siap dimanfaatkan. Apalagi kini ada PT Berkah Multi Cargo (BMC), lini bisnis Pelindo III yang melayani jasa logistik,” kata Direktur Transformasi dan Pengembangan Bisnis Pelindo III Toto Nugroho dalam keterangannya, Selasa (5/3/2019).
Baca Juga: 18 Perusahaan Sinar Mas Group Diduga Ngemplang Pajak Rp 400 Miliar
Lebih lanjut Toto Nugroho mengungkapkan, optimisme juga didapatkan karena Sinar Mas sebagai pemain besar di industri kertas dan pulp sudah memiliki ceruk pasar tersendiri yang stabil.
Selain itu Sinar Mas juga memiliki segmen bisnis lain yang juga potensial untuk menggunakan jasa logistik Pelindo III, yakni agribisnis, pangan, dan infrastruktur.
Sinar Mas sudah menjadi salah satu pengguna jasa Pelindo III untuk jasa bongkar muat curah cair dan lahan penumpukan untuk komoditas CPO (minyak kelapa sawit), di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya dan Pelabuhan Tanjung Emas Semarang.
Ia menambahkan, peluang kerja sama lain yang akan dijajaki yaitu pemanfaatan layanan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, pemasaran biodiesel di Bali, jasa bongkar muat antar kapal di perairan Satui, serta pelayanan kapal pandu dan tunda di Selat Lombok.
Setelah Pelindo III menjalin kerja sama dengan Pertamina untuk pelayanan kapal pandu dan tunda di pelabuhan, pada saat yang sama juga mendiskusikan kemungkinan joint operation untuk layanan yang sama dengan swasta yakni Sinar Mas Group.
Baca Juga: Eka Tjipta Widjaja Sang Pendiri Sinar Mas Group Wafat
“Pelindo III proaktif dalam mendorong sinergi pelayanan kapal dengan operator-operator pelabuhan di Indonesia, baik BUMN maupun swasta. Karena integrasi pemanfaatan infrastruktur dan layanan di pelabuhan merupakan bentuk dukungan yang riil pada upaya pemerintah dalam menekan biaya logistik di Indonesia yang merupakan negara kepulauan,” kata Toto Nugroho.