Suara.com - Perusahaan minuman beralkohol, PT Delta Djakarta Tbk (DLTA) tengah ramai diperbincangkan. Pasalnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disebut-sebut menambah porsi kepemilikan sahamnya di perusahaan bir tersebut.
Mengutip keterbukaan informasi yang terdapat di situs resmi BEI, pada Jumat lalu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah porsi sahamnya, dari 186,8 ribu lembar saham atau 23,34 persen jadi 210,2 ribu lembar saham atau 26,25 persen.
Namun apakah, penambahan porsi kepemilikan saham tersebut membuat prospek saham DLTA akan membaik ke depannya?
Berdasarkan data RTI, saham DLTA terpantau bergerak naik. Hingga pukul 14.43 WIB saham DLTA naik 1,50 persen dari harga Rp 6.650 per lembar saham pada pembukaan menjadi Rp 6.750 per lembar saham.
Baca Juga: Perusahaan Bir Bantah Pemprov DKI Tambah Porsi Kepemilikan Saham DLTA
Meski begitu, Analis Panin Sekuritas, William Hartanto menyebut, kenaikan tersebut bukan dari sentimen tambahnya porsi kepemilikan saham.
Menurut pengamatannya, kenaikan saham tersebut karena siklus biasa yang setiap tahunnya mengalami penguatan.
"(Penambahan porsi saham) efeknya tidak ada. Mengenai kenaikan DLTA, setiap tahunnya memang mengalami penguatan. Penguatan ini terjadi bersamaan dengan sesama saham bir yaitu MLBI. Jadi penguatan saat ini kalau secara teknikal, menurut saya memang siklus saja," kata William saat dihubungi Suara.com, Senin (4/3/2019).
William pun melihat prospek saham DLTA tetap akan naik. Hal ini seiring dengan masih masuknya wisatawan mancanegara yang singgah ke Indonesia dan mengkonsumsi bir.
"Jadi tidak melemah, masih terdongkrak oleh wisatawan mancanegara yang bertambah," pungkas dia.
Baca Juga: Anies Akan Copot Pejabat DKI yang Terbukti Jual Beli Jabatan