Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) terus mendorong penyelesaian ruas-ruas tol baru di berbagai wilayah.
Pembangunan jalan tol yang masif dilakukan bertujuan untuk meningkatkan konektivitas antar wilayah sebagai amanat Nawa Cita.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa waktu lalu mengatakan, bahwa pembangunan jalan tol adalah untuk menurunkan biaya logistik dalam rangka meningkatkan daya saing bangsa.
Pemerintah telah memulai pengoperasian ruas-ruas jalan tol sepanjang 782 Km dalam kurun waktu empat tahun (2015-2018).
Baca Juga: 35 SPBU Bakal Dibangun di Sepanjang Tol Trans Sumatera
Tol Trans Jawa telah tersambung dari Merak hingga Grati, Pasuruan sepanjang 913 Km. Secara keseluruhan, pada tahun 2019, ditargetkan pembangunan sepanjang 1.070 Km termasuk beberapa ruas tol Trans Sumatera sehingga total menjadi 1.852 Km.
Kehadiran Tol Trans Sumatera bertujuan untuk menurunkan biaya logistik nasional serta menjadi jalan alternatif Jalan Lintas Timur Sumatera yang sudah ada.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyatakan optimis Jalan Tol Trans Sumatera ruas utama sepanjang 2.000 Km akan dapat tersambung pada tahun 2024.
"Jika melihat capaian selama empat tahun terakhir maka Tol Trans Sumatera dari Bakauheni sampai Banda Aceh dengan panjang sekitar 2.000 Km, akan tersambung secara bertahap hingga tahun 2024," ujar Menteri Basuki beberapa waktu lalu.
Kepala Badan Pegatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, terdapat empat ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang dalam waktu dekat secara bertahap siap diresmikan dan beroperasi.
Baca Juga: Libur Lebaran, 3 Ruas Tol Trans Sumatera Siap Dilalui Pemudik
Empat ruas tol itu diantaranya ruas Bakauheni – Terbanggi Besar (Bakter) (140,93 Km), Medan – Binjai (Segmen Helvetia – Veteran) (2,75 Km), Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi Seksi 7 (9,1 Km), dan Terbanggi Besar – Pematang Panggang – Kayu Agung (189,2 Km).