Suara.com - Negara-negara produsen minyak mentah yang tergabung dalam OPEC akan tetap mengurangi produksi minyak, meski Presiden Amerika Serikat Donald Trump akan berupaya meningkatkan harga minyak mentah.
Menurut data pasar, OPEC akan melanjutkan pengurangan produksi sampai akhir tahun. Dan kemudian, pada April negara-negara OPEC akan melakukan pertemuan untuk menentukan kebijakan outputnya.
"Tidak ada keraguan kami akan melanjutkan pengurangan kami seperti yang direncanakan dan kami akan mendorong untuk mencapai kepatuhan tertinggi pada pemotongan seperti yang telah kami putuskan sebelumnya," kata sumber OPEC seperti dikutip Reuters, Rabu (27/2/2019).
Presiden Trump, dalam serangkaian tweet terbaru tentang harga minyak sejak April 2018, menulis pada hari Senin, bahwa harga minyak terlalu tinggi.
Baca Juga: Donald Trump Desak Pengadaan Jaringan 6G di AS, Ada Apa?
"OPEC, silakan bersantai dan santai saja. Dunia tidak bisa menerima kenaikan harga," kata Trump dalam tweetnya.
Setelah tweet tersebut, harga minyak mencatatkan penurunan persentase harian terbesar mereka tahun ini, dengan minyak mentah Brent turun 3,5 persen pada hari Senin.
Sumber itu juga mengatakan, OPEC akan melanjutkan perjanjian pemotongan pasokan untuk menyeimbangkan pasar sampai persediaan minyak mentah turun.
Organisasi Negara Pengekspor Minyak, Rusia dan produsen non-OPEC lainnya sepakat pada Desember untuk mengurangi pasokan sebesar 1,2 juta barel per hari dari 1 Januari selama enam bulan.
Sebuah komite yang dibentuk untuk memantau kepatuhan negara-negara peserta terhadap kesepakatan tersebut menemukan kepatuhan sebesar 83 persen pada Januari, menurut sumber-sumber OPEC.
Baca Juga: Hasil Tes Kesehatan Menunjukkan Presiden Trump Mengalami Obesitas
Stok minyak mentah AS terlihat 3,6 juta barel lebih tinggi dalam laporan persediaan mingguan.