Suara.com - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman, melakukan panen jagung di Desa Tajau Pecah, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Di areal seluas 1200 ha ini, jagung yang dipanen adalah varietas Bisi 18.
Dalam kegiatan ini, Amran didampingi Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor, Bupati Tanah Laut, Sukamta, dan pejabat daerah lainnya, serta sejumlah pemangku kepentingan.
"Hari ini sungguh merupakan hari yang membahagiakan bagi kita semua, khususnya bagi para petani. Kita baru saja melaksanakan panen jagung yang merupakan hasil jerih payah yang dilakukan para petani selama beberapa bulan ini," ujar Mentan.
Produksi jagung nasional hingga saat ini mampu mencukupi kebutuhan domestik dan sudah diekspor 372 ribu ton. Dengan peningkatan produksi jagung melalui Upsus, pemerintah berhasil menghemat devisa sekitar Rp 31 triliun.
Baca Juga: Irigasi Lancar, Panen Jagung Petani Lamsel Meningkat
"Keberhasilan yang dicapai dalam meningkatkan produktivitas jagung seperti yang kita saksikan hari ini, semoga tetap bisa kita kawal pada tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Bahkan kita akan upayakan, lebih meningkat dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata Amran.
Selain berkontribusi pada pemenuhan kebutuhan jagung nasional, Mentan berharap, hasil panen ini juga akan meningkatkan pendapatan petani.
Keberhasilan yang dicapai petani jagung di tempat ini juga telah dirasakan oleh para petani di daerah lain. Belum lama, panen juga terjadi di Lebak Banten, Ogan Komering Ilir di Sumatera Selatan, Gunungkidul di Yogyakarta, Tuban Jawa Timur dan banyak lokasi lainnya.
Mentan telah meminta Badan Urusan Logistik (Bulog) untuk melakukan penyerapan hasil panen. Dengan menyerap hasil panen jagung, maka Bulog telah menyiapkan buffer stock (persediaan ekstra), yang sewaktu-waktu dapat digunakan, terutama ketika terjadi kekurangan pasokan di pasaran.
"Selain itu, kami juga telah minta perusahaan jagung dan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) untuk ikut serta dalam menyerap hasil panen petani, sehingga petani langsung dapat merasakan hasil panennya dengan harga yang memuaskan," ujarnya lagi.
Amran berharap, komitmen serapan 1 juta ton jagung per bulan oleh GMPT dapat segera terealisasi. Menurutnya, agar jagung yang diserap oleh off taker tetap terjaga kualitasnya, Mentan juga minta Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) mengoptimalkan pemanfaatan dryer yang telah disalurkan oleh Kementerian Pertanian.
Baca Juga: Kementan Minta Semua Pihak Bantu Agar Harga Jagung Tetap Stabil
"Kami perlu tegaskan, dryer tersebut adalah untuk digunakan oleh petani, bukan oleh tengkulak", tegas Amran.