Koperasi Berbasis Komunitas Perfilman Mulai Berkembang di Indonesia

Senin, 25 Februari 2019 | 08:48 WIB
Koperasi Berbasis Komunitas Perfilman Mulai Berkembang di Indonesia
Diskusi film di Hotel Hom Primeir, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2019). (Dok: Kemenkop dan UKM)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Koperasi berbasis komunitas perfilman mulai berkembang di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, seiring dengan mulai meningkatnya kesadaran insan perfilman untuk memiliki wadah berbadan hukum legal bagi industri yang dikembangkannya. Ketua Asosiasi Kader Sosio Ekonomi Strategis (Akses), Suroto, dalam "Diskusi Perfilman", menilai, industri film berbasis komunitas di Tanah Air mulai memperlihatkan gairah barunya.

"Di beberapa tempat mulai bermunculan wacana untuk membangun koperasi sebagai basis pengembangannya," katanya, di Hotel Hom Primeir, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (22/2/2019).

Menurut Suroto, insan perfilman mulai menyadari untuk memilih koperasi sebagai organisasi dan badan hukumnya, karena dianggap paling sesuai untuk menaungi komunitas dan memungkinkan untuk melakukan kegiatan bisnis sekaligus.

"Ini adalah sebuah era baru berkoperasi. Melalui film, saya berharap wajah perkoperasian akan berubah, di samping juga mengembalikan kepercayaan masyarakat, dan terutama anak-anak muda untuk melirik koperasi," kata Suroto.

Baca Juga: Kemenkop dan UKM Dukung Industri Kreatif Perfilman Berbadan Hukum Koperasi

Koperasi kata dia, adalah sistem perusahaan yang demokratis, yang memungkinkan semua orang ikut mengambil keputusan.

"Ini sangat cocok untuk dikembangkan, bukan hanya pada sektor perfilman saja, tapi semua sektor dan semua komunitas," tambah Suroto.

Ia menegaskan, koperasi sangat bermanfaat untuk menjalin kontrak kerja sama bisnis. Suroto mencontohkan Infoscreening, yang bergabung dengan Koperasi Film Indonesia atau Indonesian Film Co-operative/IFC, juga akan bisa langsung menjalankan usaha distribusi film ke CGV sebagai penyelenggara film khusus untuk film-film Indonesia yang terkurasi dalam festival film nasional dan international, termasuk film komunitas yang memiliki pesan-pesan sosial.

"Program kerja sama antara Infoscreening yang berbasis koperasi dan CGV ini diberi nama Kreasi Movie Corner. Sebagai pemutaran perdana, Infoscreening dan CGV akan memutar film-film karya Garin Nugroho," kata Direktur Infoscreening, Panji Mukadis, saat sesi diskusi "Koperasi dan Film" di kota yang sama.

Sementara menurut Amrul Hakim, Direktur Indonesian Film Co-operative, ekosistem film perlu dibangun dari hulu hingga hilir, dari produksi, distribusi, sampai rksebisi.

Baca Juga: Kemenkop Sukses Tumbuhkan Wirausaha yang Berdaya Saing

"Hari ini, industri film Indonesia belum dikuasai oleh pelaku film di Indonesia. Oleh karena itu, lewat koperasi film yang didirikan oleh komunitas komunitas film, kita bisa berjejaring dan bekerja sama membangun industri film Tanah Air, seperti yang dilakukan oleh para pelaku film di Kanada, Inggris, dan negara negara lain yang menjalankan industri filmnya dengan basis koperasi film yang lahir dari komunitas komunitas film," tuturnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI