Suara.com - Pergerakan nilai tukar rupiah diprediksi bakal kembali berada di bawah Rp 14.000 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, penguatan nilai tukar rupiah terimas dari sentimen positif tertundanya pengenaan tarif impor oleh Amerika Serikat ke China.
Penundaan ini setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam Tweetnya mengatakan, bahwa ada perkembangan yang bagus dari pembicaraan negosiasi dagang dengan China.
"Rupiah mungkin bergerak di Rp 13.900 - Rp 14.030," ujar Ariston di Jakarta, Senin (25/2/2019).
Baca Juga: Luhut Sebut Grab Bawa Miliaran Dolar AS untuk Mobil Listrik di Indonesia
Ariston menambahkan, penguatan rupiah terhadap dolar AS pagi ini mengikuti positifnya pergerakan saham-saham di Asia pagi ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pergerakan rupiah pada akhir pekan lalu (23/2/2019) berada di level Rp 13.998 per dolar AS.
Level itu menguat dibandingkan pergerakan hari sebelumnya di level Rp 14.057 per dolar AS.
Sementara itu, berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, rupiah pada akhir pekan sebelumnya berada di level Rp 14.079 per dolar AS.
Posisi itu melemah dibandingkan pada hari sebelumnya yang berada di level Rp 14.057 per dolar AS.
Baca Juga: Ancam Pakai Foto Porno, Remaja Ini Peras Korban Hingga Jutaan Rupiah