Sementara itu, untuk pekerjaan Paket II berupa pembuatan kolam retensi Rusunawa Kaligawe berkapasitas 66.000 m3, pembangunan pintu muara dan Polder Tenggang di muara Kali Tenggang, dengan tanggul penahan di kawasan terminal dan industri Terboyo dan normalisasi serta perbaikan parapet Kali Tenggang.
Polder Tenggang dilengkapi pompa berkapasitas 6 x 2 m3/detik. Pekerjaan paket II dilakukan kontraktor PT WIKA - PT AMB, KSO dengan pendanaan APBN 2016-2019 senilai Rp 259,26 miliar.
Menteri Basuki mengatakan, Kota Semarang memiliki 5 polder untuk mengatasi banjir rob. Pada tahun 2016 lalu, sudah dirampungkan Polder Banger sehingga banjir dan rob di Pelabuhan Semarang hingga Semarang Tengah relatif bisa tertangani.
Sedangkan untuk 2 Polder lainnya yakni Polder Tawang dan Polder Kali Semarang sudah beroperasi sejak 2014.
Baca Juga: Intip Upaya KemenPUPR Antisipasi Banjir Rob di Pekalongan
Bendung Gerak Kanal Banjir Barat (KBB) Semarang
Selain meninjau pembangunan Polder Sringin, Menteri Basuki juga meninjau pembangunan bendung gerak/karet di sungai Kanal Banjir Barat (KBB) yang juga menjadi bagian infrastruktur pengendali banjir di Kota Semarang.
Pada saat musim hujan, air yang masuk di Sungai KBB akan ditahan bendung tersebut. Saat ketinggian air mencapai elevasi 2,5 meter, maka air langsung didorong oleh karet bendungan ke hilir sungai dan masuk ke laut.
Sementara pada musim kemarau bendung karet sepanjang 155,5 meter tersebut juga berfungsi sebagai long storage yang dapat menampung sekitar 700.000 m3 air.
Pengerjaan proyek pembangunan bendung karet KKB tersebut telah dilakukan sejak November 2017 lalu dengan nilai kontrak Rp 147,24 miliar.
Baca Juga: KPK Periksa 6 Saksi Kasus Suap Air Minum KemenPUPR
Konstruksi dikerjakan oleh kontraktor PT Adhi Karya dan Minarta. Saat ini progres fisiknya sebesar 68,3 persen dan ditargetkan beroperasi pada sekitar Mei-Juni 2019.